Selasa, 12 Mei 2020

Makna Ilmu Tauhid


PENGERTIAN ILMU TAUHID

Ilmu tauhid adalah ilmu Pengetahuan bahwa sesuatu itu satu.
Secara syara’ adalah Pengetahuan untuk bisa menguasai penetapan aqidah-aqidah agama, yang didapat dari dalil-dalilnya yang bersifat keyakinan.
Obyek kajian ilmu tauhid adalah Dzat Alloh dan Dzat rosul-rosul-Nya (tentang hal-halyangwajib, mustahil danjaiz), hal-hal yang mungkin/mumkin sebagai perantara untuk menuju keyakinan adanya pencipta, dan hal-hal yang didengar/sam’iyyat/riwayat-riwayat (tentang keyakinan akan hal-hal itu).
Buah hasil ilmu tauhid adalahMa’rifatulloh (mengetahui Alloh) dengan bukti-

bahasan ilmu tauhid ini menyangkut akidah Islam. Sedangkan akidah dalam ajaran Islam merupakan pondasi bagi keberagamaan seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara akidah Muslim dari setiap ancaman keraguan dan kesesatan.Dan  berbagai penyimpangan dalam berpikir, berkata dan bertindak.Hal itu terjadi karena jauhnya pemahaman yang benar terhadap dasar-dasar akidah Islam dan masalah-masalah keimanan.

Dalam ajaran islam, bahwa semua amal saleh yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh ketulusan hanya akan diterima oleh Allah SWT apabila didasari dengan akidah Islam. Karena penyimpangan akidah yang benar berarti penyimpangan dari keimanan yang murni kepada Allah. Dan penyimpangan dari keimanan berarti kekufuran kepada Allah SWT. Sedangkan Allah tidak akan menerima amal baik yang dilakukan oleh orang kafir, berapa pun banyaknya amal yang dia kerjakan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَأُولئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ. (البقرة : 217).
"Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. al-Baqarah : 217).
Adapun pengertian tauhid adalah Mengesakan Allah/permunian ibadah kepada Allah; yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap, dan takut kepada-Nya.

Hukum Akal ('Aqli)

Hukum ‘Aqly


Hukum ‘Aqly ada tiga, yaitu:
1.         Wajib, artinya perkara yang tidak boleh tidak akan adanya bagi ‘aqal fikiran.
2.         Mustahil, artinya perkara yang tidak boleh tidak akan tiadanya bagi ‘aqal.
3.         Jaiz, artinya perkara yang adanya dan tiadanya dapat diterima ‘aqal.

Apabila kita menerima sesuatu keterangan, maka akal kita tentu akan menerima dengan salah satu pendapat atau keputusan hukum sebagaimana di bawah ini:
a. Membenarkan dan mempercayainya
b. Mengingkari dan tidak mempercayainya
c. Memungkinkan, artinya boleh jadi dan boleh tidak jadi

Putusan akal atau hukum akal yang yang di atas di bagi 3 bagian yaitu::
1.    Wajib 'aqli
2.    Muhal atau mustahil aqli   مستحيل عقلي
3.    Jaiz atau mungkin (mungkin jadi dan mungkin tidak) جائز عقلي
Contoh-contoh:
1. Wajib menurut akal (pasti)
Apabila ada orang yang berpendapat bahwa:
a. 2 X 2 = 4
b. Satu itu sama dengan sepertiga dari tiga
c. Segala benda itu apabila tidak bergerak tentu diam, dan apabila tidak diam tentu begerak.
d. Seperempat kali seperempat sama dengan seperenam belas.
maka semua pendapat itu tentu akan diterima akal yang sehat. Dengan membenarkan dan mempercayainya dan itu namanya keterangan yang wajib diterima oleh akal (wajib 'aqli).
2. Muhal menurut akal (tidak mungkin)
Apabila ada orang yang berpendapat bahwa:
a. 2 X 2 = 5
b. Ada benda yang pada suatu waktu tidak diam dan tidak bergerak
maka semua pendapat itu tentu akan ditolak oleh akal yang sehat, tidak dapat dibenarkan dan tidak akan dapat dipercayainya, dan itu namanya hal-hal yang muhal atau mustahil.
3. Jaiz (mungkin)
Apabila ada orang berkata bahwa:
a. Si Fulan nanti akan mempunyai seorang anak.
b. Rumah ini akan rusak pada tahun ini.
maka semua keterangan itu tidak akan ditolak sama sekali oleh akal, dan tidak pula akan dipastikan kebenarannya dan dipercayai. Hal itu mungkin terjadi, dan mungkin pula tidak akan terjadi. Yang sedemikian itu namanya hal-hal yang mungkin atau jaiz.

HUKUM SYAR’I


Hukum syar’i ialah perintah Allah Ta’ala atas perbuatan mukallaf (yang diberatkan/ yang diberi tanggung jawab), maka disebut perintah yang memberatkan (taklif) disebut juga sebagai perintah yang jelas, sebab ditentukan syaratnya atau sebabnya.

Hukum syar’i ada lima, yaitu:
1.         Wajib, artinya perkara yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan mendapat dosa.
2.         Sunnah, artinya perkara yang jika dikerjakan mendapat pahala.jika ditinggalkan tidak apa-apa (tidak berdosa)
3.         Haram, artinya perkara yang jika dikerjakan mendapat dosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala.
4.         Makruh, artinya perkara yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa, tetapi perbuatan tersebut tidak disukai Allah dan jika ditinggalkan mendapat pahala.
5.         Mubah, artinya “harus syar’i”, yaitu perkara yang jika dikerjakan ataupun ditinggalkan tiada mendapat dosa atau pahala.

PENGERTIAN IMAN

Iman adalah Keyakinan yang kokoh dalam hati, mengakui dengan lisan dan melaksanakan dengan anggota badan, diiringi dengan ketulusan niat Lillah dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah Rasul

Artinya Iman yaitu percaya pada 6 (enam) rukun, yaitu:
1.         Percaya adanya Allah Ta ala
(dengan segala I’tiqad (keyakinan) yang wajib bagi-Nya, dan yang mustahil, dan yang harus, sebagaimana telah dinyatakan sekaliannya itu didalam Kitab Sifat Duapuluh).
2.         Percaya kepada sekalian Malaikat-malaikat-Nya. 
3.         Percaya kepada sekalian Kitab-kitab-Nya.
4.         Percaya kepada sekalian Rasul-rasul-Nya.
5.         Percaya kepada Hari Qiyamat.
6.         Percaya kepada takdir Allah Ta ala (qodlo dan qodar)atas tiap-tiap sesuatu kejadian.

RUKUN ISLAM

Islam  artinya menerima dan menjunjung (menjalankan) akan  segala perintah Allah Ta’ala dengan mengamalkan segala rukun-rukunnya.
Rukun Islam 5 (lima) perkara, yaitu:
1.         Mengucapkan Dua  Kalimat Syahadat 
(Mengucap kalimat Ashadu an laa ilaaha ilallaah, waashadu anna muhammadar rosuululloh) dengan mengerti  arti keduanya
2.         Mendirikan Shalat lima waktu.
3.         Memberi Zakat
(jika ada/memiliki harta yang diwajibkan untuk berzakat )
4.         Puasa pada bulan Ramadhan.
5.         Pergi Haji jika mampu
6.          
Syahadat ialah persaksian  dengan  hati  dan  lisan, dengan  mengerti  maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik lahir maupun batin

IMAN KEPADA ALLOH(Al-Baqarah 256)

Iman Kepada Alloh artinya menyakini dengan sepenuh hati bahwa Alloh itu ada dan memiliki sifat  wajib bagi Allah s.w.t. yang wajib diketahui dengan tafsil (satu persatu) yaitu 20 sifat :

PEMBAGIAN SIFAT SIFAT ALLAH

Sifat Wajib bagi Alloh ada 20 dibagi dalam 4 bagian:
1.    Sifat Nafsiyyah
2.    Sifat Salbiyah
3.     Sifat Ma’ani
4.    Sifat Ma’nawiyah

1.         SIFAT NAFSIYYAH(SIFAT KEPERIBADIAN)
Artinya sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini. Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan adanya Allah, di mana Allah menjadi tidak mungkin ada tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud.
Sifat Wajib: Wujud     Artinya: Ada
Sifat Mustahil: ’Adam  Aritnya : Tidak Ada
Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.
2.         SIFAT SALBIYAH
Artinya sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah. Atau dikatakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni, Qidam, Baqo’Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyyah.
Sifat Wajib: Qidam Artinya: terdahulu/tidak ada permulaanya
Sifat Mustahil: Huduts  Artinya: Baru
Allah Taala itu terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya).
Sifat Wajib: Baqa’  Artinya: Kekal
Sifat Mustahil: Fana’  Artinya: Binasa
Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa)
Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawaditsi  Artinya: Tidak sama dengan yang baru
Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi  Artinya: Sama dengan yang baru
Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baru.
Sifat Wajib: Qiyam Binafsihi   Artinya: Berdiri dengan dirinya sendiri
Sifat Mustahil: Ihtiyaju Artinya:
Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu
Sifat Wajib: Wahdaniyah  Artinya: Esa
Sifat Mustahil: Ta’addud berbilang
Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

3.         SIFAT MA’ANI
Artinya sifat yang diwajibkan bagi zat Allah suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, Qudrat, Iradah, Ilmu,Hayat, Sama’, Bashar dan Kalam.
Sifat Wajib: Qudrot  Artinya: Kuasa
Sifat Mustahil: ’Ajuz Artinya: Lemah
Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.
Sifat Wajib: Iradah  Artinya: Menentukan
Sifat Mustahil: Karahah Artinya: Terpaksa
Allah itu Menentukan segala-galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya
Sifat Wajib: ’Ilmu Artinya: Mengetahui
Sifat Mustahil: Jahil Artinya: Bodoh
Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahu atau bodoh.
Sifat Wajib: Hayat Artinya: Hidup
Sifat Mustahil: Maut Artinya: Mati
Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh.
Sifat Wajib: Sama’ Artinya: Mendengar
Sifat Mustahil: Shomam Artinya: Tuli
Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.
Sifat Wajib: Bashar Artinya: Melihat
Sifat Mustahil: A’ma Artinya: Buta
Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.
Sifat Wajib: Kalam  Artinya: Berkata-kata/berfirman
Sifat Mustahil: Bakam   Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu.

4.         SIFAT MA’NAWIYAH
Maksudnya sifat Allah yang dilazimkan atau tidak bisa dipisahkan dengan Sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah atau menjadi akibat dari sifat ma’ani. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni Kaunuhu Qadiran, Kaunuhu Muridan, Kaunuhu Aliman, Kaunuhu Hayyan, Kaunuhu Sami’an’Kaunuhu Bashiran, Kaunuhu Mutakalliman.
Sifat Wajib: Kaunuhu Qodiron Artinya: Keberadaan Allah Maha Kuasa
Sifat Mustahil: Kaunuhu ’Ajizan Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa)
Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.
Sifat Wajib: Kaunuhu Muridan Artinya: Menentukan
Sifat Mustahil: Kaunuhu Kariihan Artinya: Terpaksa
Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa
Sifat Wajib: Kaunuhu ‘Aliman Artinya: Maha Mengetahui
Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan Artinya: Bodoh
Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui.
Sifat Wajib: Kaunuhu Hayyan Artinya: Hidup
Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan Artinya: mati
Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh.
Sifat Wajib: Kaunuhu Sami’an Artinya: Mendengar
Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashomma Artinya: Tuli
Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.
Sifat Wajib: Kaunuhu Bashiron Artinya: Melihat
Sifat Mustahil: Kaunuhu A’ma Artinya: Buta
Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.
Sifat Wajib: Kaunuhu Mutakalliman Artinya: Maha Berkata-kata
Sifat Mustahil: Kaunuhu AbkamaArtinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Ta’ala bisu atau tidak bisa berkata-kata.

SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLOH

1.         Adam,  artinya tidak ada
2.         Hudutz,  artinya baru atau ada permulaannya
3.         Fana', artinya musnah/binasa
4.         Mumaatzalatu lil Khawaaditzi, artinya menyerupai sesuatu yang baru atau yang bermula
5.         Ikhtiyaaju Lighoirihi, artinya membutuhkan sesuatu kepada yang lain
6.         Ta'addud, artinya berbilang atau lebih dari satu
7.         al-'Ajzu, artinya lemah
8.         al-Karoohah, artinya terpaksa
9.         Jahlun, artinya bodoh
10.      Mautun, artinya mati
11.      Shomamun, artinya tuli
12.      'Umyun, artinya buta
13.      Bukmun, artinya bisu
14.      'Aajizan, artinya Maha Lemah
15.      Kaarihan, artinya Maha Terpaksa
16.      Jaahilan, artinya Maha Bodoh
17.      Mayyitan, artihnya Maha Mati
18.      Asomma, artinya Maha Tuli
19.      A'maa, artinya Maha Buta
20.      Abkama, artinya Maha Bisu

Sifat Harus Bagi Allah s.w.t
Sifat jaiz adalah sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Allah. Sifat jaiz bagi Allah SWT hanya ada satu yaitu Allah boleh melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu. Segala sesuatu yang Allah kehendaki maka akan terjadi, sebaliknya jika Allah tidak menghendaki maka tidak mungkin akan terjadi sesuatu.
 sifat yang harus pada hak Allah Ta’ala yaitu
فِعْلُ كُلِّ مٌمْكِنٍ اَوْ تَرْكُهُ
Harus bagi Allah mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu


DALIL DALIL SIFAT WAJIB BAGI ALLOH

Dalil sifat Wujud bagi alloh
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيسِتَّةِ أَيَّامٍ
Allah Yang Menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara keduanya… [QS. As Sajdah (32) : 4]


Dalil sifat Qidam bagi alloh
هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ
Dia Yang Awal dan Yang Akhir. [Al Hadid 57)
Dalil sifat Baqa`  bagi alloh
وَيَبْقَى وَجْهُرَبِّكَذُو الْجَلالِوَالإكْرَامِ
Dan kekal Dzat AllahYang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. [Ar Rahman (55) : 27]
Dalil sifat Mukhalafatu lil hawadits bagi alloh

لَيْسَ كَمِثْلِهِشَيْءٌ
Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [Asy Syura (42) : 11]
Dalil sifat Qiyamuhu Ta’ala bi Nafsihi bagi alloh
إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya AllahTa’ala Yang kaya dari pada alam semesta. [Al Ankabut (29) : 6]
Wahdaniyah
قُلْ هُوَاللَّهُأَحَدٌ
(Katakanlah wahai Muhammad) : Allahitu Esa. [Al Ikhlash (112) : 1]
Qudrah
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah (2):
Iradah
فَعَّالٌلِمَايُرِيدُ
Allah berbuat seperti apa yang Dia Kehendaki. [Al Buruj (85) : 16]
Ilmun (Tahu)
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Dan Allah dengan tiap sesuatu adalah Maha Mengetahui. [Al Hujurat (49)
Hayah (Hidup)
وَتَوَكَّلْ عَلَىالْحَيِّالَّذِي لايَمُوتُ
Dan serahkan dirimu (tawakkal) kepada Yang Hidup Dzat Yang tidak mati. [Al Furqan (25)
Sama’ (Mendengar).
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan Allah Ta’ala Mahamendengar lagi Mahamengetahui. [Al Baqarah (2) : 256]
Bashar (Melihat).
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan Allah Ta’ala Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. [Al Hujurat (49) : 18]
Kalam (Berkata/Berfirman)
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan berkata Allah Ta’ala kepada Musa dengan sempurna/sebenar-benarnya Berkata. [An Nisa` (4) : 164]
قَادِرٌ Qadiran (Yang Menguasai) Mustahil ﷲﭐDzat yang lemah.
Dalilnya yaitu dalil sifat Qudrah.
مُرِيْدٌ Muridan (Yang Berkehendak/Yang Menentukan).
Mustahil ﷲﭐtidak Menentukan apalagi diatur/ditentukan.
Dalilnya yaitu dalil sifat Iradah.
عَالِمٌ ‘Alimun (Yang Mengetahui) Mustahil ﷲﭐDzat Yang jahil (bodoh)
Dalilnya yaitu dalil sifat ‘Ilmu.
حَيٌّ Hayyun (Yang Hidup) Mustahil ﷲﭐDzat Yang mati.
Dalilnya yaitu dalil sifat Hayah. Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk banyak bertawakkal (berserah diri dalam segala hal) kepada ﷲﭐTa’ala.
سَمِيْعٌ Sami’un (Yang Mendengar). Mustahil ﷲﭐtuli, tidak mendengarkan..
Dalilnya yaitu dalil sifat Sama’.
بَصِيْرٌ Bashiran (Yang Melihat). Mustahil ﷲﭐYang buta (Yang tidak melihat).
Dalilnya yaitu dalil sifat Bashar. Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa banyak malunya kepada ﷲﭐTa’ala Yang Melihatnya ketika ia berbuat dosa atau meninggalkan yang fardhu..
مُتَكَلِّمٌ Mutakalliman (Yang Berkata/Berfirman). Mustahil ﷲﭐDzat Yang tidak berkata/bisu.
Dalilnya yaitu dalil sifat Kalam.


IMAN KEPADA PARA MALAIKAT (AL-BAQARAH 285)

Iman kepada para malaikat adalah meyakini bahwa malaikat adalah makhluq ciptaan Alloh yang bermateri lembut yg diciptakan dari cahaya. Mereka tiada makan dan minum. Mereka adalah hamba yg mulia dan tidak pernah durhaka kepada Allah Subhaanahu Wata'ala. Apa yg diperintahkanNya kepada mereka, maka mereka akan mengerjakannya
Malaikat yang wajib dipercayai secara terperinci ada 10 yaitu :

NAMA MALAIKAT
TUGASNYA
Jibril
Menyampaikan wahyu
Mikail
Membawa rezeki
Israfil
Meniup sangkakala
'Izrail
Mencabut nyawa
Munkar
Menanyai mayat di dalam kubur
Nakir
Menanyai mayat di dalam kubur
Raqib
Mencatat amal baik
Atid
Mencatat amal buruk
Malik
Menjaga pintu neraka
Ridwan
Menjaga pintu syurga



IMAN KEPADA KITAB KITAB ALLOH (AN-NISA’ 136)

Iman kepada kitab Allah SWT adalah percaya dan meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab kepada para rasul-Nya untuk dijadikan pedoman hidup manusia. Dalam hal ini, beriman kepada kitab Allah SWT mencakup tiga perkara:
1.    Percaya bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan oleh Allah SWT.
2.    Beriman bahwa Allah SWT telah menurunkan beberapa kitab yang wajib diketahui. Yakni, al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, Taurat kepada Nabi Musa as, Injil kepada Nabi Isa as dan Zabur kepada Nabi Dawud as.
3.    Mempercayai kepada berita-berita yang dibawa oleh kitab-kitab tersebut.

Kenapa Allah SWT menurunkan kitab kepada para rasul-Nya. Tidak cukupkah manusia dengan akalnya dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dapat menentukan baik dan buruk untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat? Jawabannya adalah:
1.       Akal manusia itu sangat terbatas. Begitu pula dengan ilmu yang diberikan Allah SWT kepada manusia hanya sedikit sekali. Ibarat setetes air yang berada di samudera yang luas membentang, itulah gambaran ilmu yang dimiliki manusia dibandingkan dengan ilmu Allah SWT.
2.       Kalau manusia diberikan kebebasan sepenuhnya, maka yang terjadi adalah manusia akan berbeda dalam mendefinisikan perkara baik yang dapat mengantarkannya menuju kebahagiaan dunia akhirat, serta perbuatan buruk yang menjadikan hidup manusia menjadi sengsara. Contoh kecil tentang pergaulan bebas atau seks pra nikah. Bisa saja di suatu daerah, misalnya di Barat dianggap baik dan tidak akan menimbulkan kerusakan, tapi dalam budaya timur hal itu merupakan perbuatan asusila yang mendatangkan kesengsaraan dunia dan akhirat. Di sinilah fungsi kitab Allah SWT yang menjelaskan berbagai hukum Allah SWT.
3.       Tidak semua perbuatan dapat diketahui dengan akal manusia. Ada banyak hal yang membutuhkan petunjuk dari Allah SWT agar perbuatan itu dapat dikerjakan dengan cara yang benar. Misalnya tentang tata cara beribadah kepada Allah SWT seperti shalat, puasa dan haji. Untuk mengetahui cara tersebut harus menunggu penjelasan dari Allah SWT melalui kitab dan rasul-Nya. Tanpa penjelasan itu maka manusia tidak akan mengetahui tatacara beribadah yang benar kepada Allah SWT.

NAMA KITAB
DITURUNKAN KEPADA NABI
BAHASA
Al-Quran
Muhammad, SAW
Bahasa Arab
Injil
Isa, A.S
Bahasa Siryani
Taurat
Musa
Bahasa Ibrani
Zabur
Daud
Bahasa Qibti

60 shuhuf kepada N. Syits as.
30 shuhuf kepada N. Ibrahim as.
10 shuhuf kepada N. Musa as. (sebelum taurah diturunkan)
30 shuhuf kepada N. Idris (menurut suatu pendapat)


IMAN KEPADA PARA ROSUL (AN-NISA’ 105-151)

Iman kepada para rosul artinya hendaknya kita meyakini bahwasanya Allah memiliki para utusan sebagai wujud rasa sayang dan keutamaanNya. Tujuaannya agar para utusan tersebut  memberi kabar gembira akan datangnya pahala bagi orang yang berbuat baik dan sebagai pemberi peringatan akan datangnya siksa kepada orang yg berbuat dosa. Selain itu juga agar para utusan tersebut memberi penjelasan atas permasalahan agama dan dunia serta memberi sesuatu yg bermanfaat bagi manusia agar memperoleh derajat yg mulia. Para utusan tersebut diberi penguat berupa tanda yg jelas berupa mukjizat yang luar biasa.

Para rasul Allah SWT sangat banyak, sebagian ulama mengatakan hingga mencapai 315 rasul. Sedangkan nabi Allah SWT mencapai 124.000. Di antara mereka ada yang wajib untuk diketahui dan ada yang tidak wajib. Nabi dan rasul Allah SWT yang wajib diketahui berjumlah 25, yakni


1. Adam
2. Idris
3. Nuh
4. Hud
5. Saleh
6. Ibrahim
7. Luth
8. Ishak
9. Ismail
10. Ya'qub
11. Yusuf
12. Ayub
13. Syu'aib
14. Harun
15. Musa
16. Ilyasa'
17. Zulkifli
18. Daud
19. Sulaiman
20. Ilyas
21. Yunus
22. Zakaria
23. Yahya
24. Isa
25.Muhammad S.A.W.

Sebagai utusan Allah SWT, para rosul adalah manusia-manusia pilihan yang dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk Allah SWT yang lain. Begitu pula mereka diberikan sifat-sifat kesempurnaan sebagai penguat atas risalah yang dibawa.
Khusus bagi Rasul, sebagai kesempurnaan dari risalah yang disampaikan, Allah SWT menganugerahkan empat sifat kesempurnaan, yang pasti dimiliki oleh seorang rasul Allah SWT. Yakni:

1.       Shidiq (jujur)
Setiap rasul pasti jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Pujian Allah SWT kepada Nabi Ibrahim:
وَاذْكُرْفِيالْكِتَابِإِبْرَاهِيمَإِنَّهُكَانَصِدِّيْقًانَبِيًّا.
"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab (al-Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi." (QS. Maryam : 41).
Setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan apa yang disampaikan pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah SWT. Firman Allah SAW:
وَمَايَنطِقُعَنِٱلْهَوَىٰ،إِنْهُوَإِلاَّوَحْيٌيُوحَىٰ.
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. an-Najm : 3-4)
.
2.       Tabligh (menyampaikan)
Setiap rasul pasti menyampaikan apa yang diterima dari Allah SWT. Jika Allah SWT, memerintahkan rasul untuk menyampaikan wahyu, seorang rasul pasti menyampaikan wahyu tersebut kepada kaumnya. Dalam al-Qur’an disebutkan:
أُبَلِّغُكُمْرِسَالاَتِرَبِّيْوَأَنْصَحُلَكُمْوَأَعْلَمُمِنَاللهِمَالاَتَعْلَمُونَ.
"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-A’raf : 62)
.
3. Amanah (bisa dipercaya)
Secara bahasa amanah berarti bisa dipercaya. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya, karena rasul tidak mungkin melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika. Setiap rasul tidak mungkin terperosok ke dalam perzinahan, pencurian, menkonsumsi minuman keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya.

4. Fathonah (cerdas)
Dalam menyampaikan risalah Allah SWT, tentu dibutuhkan kemampuan dan strategi khusus agar risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Karena itu, seorang rasul pastilah orang yang cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam. Dalam al-Qur’an disebutkan:
قَالُوايَانُوحُقَدْجَادَلْتَنَافَأَكْثَرْتَجِدَالَنَافَأْتِنَابِمَاتَعِدُنَاإِنْكُنْتَمِنَالصَّادِقِينَ.
"Mereka berkata: "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." (QS. Hud : 32).
وَجَائِزٌفِيحَقِّهِمْمِنْعَرَضِبِغَيْرِنَقْصٍكَخَفِيْفِالْمَرَضِ

Adalah boleh bagi para rasul mengalami kejadian yang dialami manusia
Tanpa mengurangi derajat mereka seperti sakit yang ringan


A.   SIFAT WAJIB ROSUL
1.         Shidiq, artinya Jujur
2.          Amanah, artinya Terpercaya
3.         Tabligh, artinya Menyampaikan
4.          Fathonah, artinya Cerdas

B.   SIFAT MUSTAHIL ROSUL
1.        Kidzib (dusta)
2.        Khiyanat (tidak dapat dipercaya)
3.        Kitman (menyembunyikan wahyu)
4.         Baladah (bodoh)

C.   SIFAT JAIZ ROSUL

Para rosul boleh memiliki atau melakukan kelakuan atau watak manusia biasa disebut dengan
tubuhnya berperangi seperti manusia biasa.
اَعْرَضُ الْبَشَرِيَّةِ
yang tidak mengakibatkan berkurangnya martabat mereka yang luhur, misal sakit, lelah, makan, minum, mengantuk, tidur, beristri dan sebagainya.
Mustahil mereka menjadi kekurangan (tidak seperti manusia normal) seperti sakit gila.
Perbedaan nabi dan rosul
Nabi adalah seorang manusia yang menerima wahyu dari Allah SWT, namun tidak ada perintah untuk disampaikan kepada kaumnya.
Sedangkan rasul, selain menerima wahyu ia juga diperintahkan untuk menyampaikannya kepada kaum. Maka bisa dikatakan bahwa setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak semua nabi adalah rasul.

Wajib atas sekalian Mukallaf itu mengetahui sekalian putra-putri Nabi kita Muhammad dan sekalian isterinya dan sekalian saudara bapanya.
Adapun Putra-Putri  Nabi kita Muhammad itu ada tujuh;
3 tiga laki-laki:
1.       Pertama: Sayyiduna Qasim
2.       Kedua: Sayyiduna Ibrahim,
3.       Ketiga: Sayyiduna ‘Abdullah yaitu yang punya julukan Toyyib  dan Tohir

empat diantaranya perempuan yaitu:
1.       Pertama: Siti Fathimah,
2.       Kedua: Siti Zainab
3.       Ketiga: Siti Ruqaiyyah
4.       Keempat: Ummu Kaltsum

isteri-isteri Nabi yang ditinggal pada waktu wafatnya beliau ada sembilan orang:
1.       Pertama: Siti ‘Aishah
2.       Kedua: Siti Hafsoh
3.       Ketiga: Siti Saudah
4.       Keempat: Siti Sofiyyah
5.       Kelima: Siti Maimunah
6.       Keenam: Siti Ramlah
7.       Ketujuh: Siti Hindun dikenal dengan Ummu Salamah
8.       Kedelapan: Siti Zainab
9.       Kesembilan: Siti Juwairiyah
Dan Isterinya yang wafat lebih dahulu dari Nabi itu dua iaitu:
1.       Siti Khodijah
2.       Siti Zainab

saudara bapanya yang masuk islam ada tiga; 2 laki-laki dan 1 perempuan
1.       Sayyiduna  Hamzah
2.       Sayyiduna ‘Abbas
3.       Siti Sofiyyah.



Ibu Susu nabi ada dua orang :
1.       Pertama: Siti Halimah As-Sa’diyah 
2.       Kedua: Siti Tsuwaibah Al-Aslamiyah

Pemegang kepemimpinan islam setelah Nabi Muhammad wafat disebut Khulafaur rosyidin ada 4 orang yaitu:
1.  Sayyiduna Abu Bakar As-Shiddiq
2.  Sayyiduna ‘Umar Ibn Al-Khoththob
3.  Sayyiduna ‘Utsman Ibn ‘Affan
4.  Sayyiduna ‘Ali Ibn Abi Tholib


Tidak ada komentar:

Posting Komentar