Rabu, 20 Mei 2020

Jalan Kebenaran itu Bernama Tauhid III


BAB  VII
AQOID SAM'IYYAH



Ta’rif Aqoid Sam’iyyah
اَلْعَقَائِدُ السَّمْعِيَّةُ هِيَ الْعَقَائِدُ الَّتِى تَتَعَلَّقُ بِإِيْمَانِ الْمَرْءِ إِلَى مَا أَوْجَبَ إِلَيْهِ الشَّرْعُ
'Aqoid Iman yaitu keyakinan keyakinan yang berkaitan dengan Iman (kepercayaan) seseorang akan perkara yang telah diwajibkan oleh Syara’/agama islam (Allah dan Rosul-Nya) “

'Aqoid Sam'iyyah yaitu segala sesuatu yang harus diyakinkan dan dima'rifatkan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Berbeda dengan 'Aqoid Uluhiyyah dan 'Aqoid Nabawiyyah yang bersumber dari akal, yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.
Setiap Mukallaf wajib meyakinkan Aqoid Sam'iyyah yang diantaranya  :
1.       Pangkat Nabi dan Rosul adalah suatu karunia dari Allah  yang diberikan kepada seseorang yang Dia kehendaki dan Dia tentukan, yang mana tidak bisa diusahakan oleh siapa pun dengan cara ibadah atau lainnya. Adapun pangkat Wali itu bisa diusahakan dengan cara ibadah atau lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 74 :
يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (٧٤)
" Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.

2.       Tidak akan ada Nabi atau Rosul setelah Nabi Muhammad SAW berdasarkan firman Allahr dalam surat Al Ahzab ayat 40 :
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
" (Nabi) Muhammad itu sekali kali bukanlah bapak dari seorang laki laki diantara kalian, tetapi dia adalah Rosulullah dan penutup Para Nabi. Dan adalah Allahr maha mengetahui segala sesuatu "

 Nabi Muhammad SAW bersabda :
أَناَ مُحَمَّدٌ النَّبِيُّ اْلأُمِّيُّ لاَ نبي  بَعْدِيْ ....{رواه أحمد}
"  Saya adalah Muhammad, seorang Nabi yang Ummy (tidak bisa membaca dan menulis),Tidak ada Nabi setelahku "
     
Barang siapa ada seseorang yang mengaku dirinya sebagai Nabi atau Rosul, maka ia telah mengambil paham yang sesat dan menyesatkan umat manusia, serta keluar dari syari’at (ajaran agama) Islam yang benar, yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rosul terakhir, yang mana beliau membawa syariat terakhir sampai hari kiamat.
Adapun turunnya Nabi Isa AS ke dunia itu bukannya membawa kembali syariat baru, tetapi meneruskan syariat yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sampai hari kiamat tiba. Jadi kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus meyakinkan bahwa tidak akan ada lagi Nabi atau Rosul yang membawa Syariat baru setelah Nabi Muhammad. Sebagaimana terdapat dalam kitab Syarh Ar-Raudh Juz III :
قَالَ تَعَالىَ :و لكن رسول الله وخاتم النبيين وَلاَ يُعَارِضُهُ مَا ثَبَتَ مِنْ نُزُوْلِ عِيْسَى عَلَيْه السَّلاَمُ أَخِرَ الزَّمَانِ لِأَنَّهُ لاَ يَأْتِيْ بِطَرِيْقَةٍ نَاسِخَةٍ بَلْ مُقَرِّرَةٍ لِشَرِيْعَةِ نَبِيِّنَا  عَامِلاً بِهَا

      " Allah  berfirman (Al Ahzab :40) "….akan tetapi Rosulullah  dan penutup para Nabi" firman Allah Itersebut tidak bertentangan dengan (hadits) yang menjelaskan tentang turunnya Nabi Isa  di akhir zaman, karena ia tidak akan datang dengan ajaran yang menghapuskan ajaran (syari'at) Nabi Muhammad r, tapi justru akan menetapkannya dan mengamalkannya "  

3.       Makhluq Allah yang paling mulia dan paling utama adalah Nabi Muhammad, karena beliau adalah makhluq yang paling tho'at kepada Allah  dan paling dicintai oleh Allah,  akhlaq beliau sangat disegani baik oleh kawan maupun lawan. Karena kemuliaan akhlaq beliaulah tiap tutur katanya menjadi mutiara yang paling berharga, tingkah lakunya menjadi panutan, bahkan diamnya pun menjadi sebuah hikmah, sehingga akhlaq beliau menjadi ketetapan ketetapan hukum setelah Al Quran, yang biasa dikatakan Hadits atau Sunah Nabi, yang mana dapat diambil hikmah oleh umatnya.
Dalam waktu singkat Rosulullah  menjadi pemimpin yang berjiwa reformer sejati. Merubah kaum yang biadab menjadi kaum yang beradab, merubah umat yang terpecah belah menjadi umat yang bersatu padu, merubah masyarakat yang tidak mengenal Tuhan menjadi masyarakat yang bertauhid. Kesuksesan besar yang dilakukan karena akhlaq atau budi pekerti beliau yang sangat mulia, yang harus kita jadikan teladan dalam hidup apabila kita ingin senantiasa mendapatkan rahmat dari Allah. Sebagaimana Allah memuji tentang keteladanan beliau dalam surat Al-Ahzab ayat 21 :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
" Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
 Dan surat Al-Qolam ayat 4 :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
" Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung"
4.       Para Nabi dan Rosul mempunyai mu'jizat yang diberikan Allah kepadanya untuk membawa manusia ke jalan yang diridhoi oleh sang Pencipta, serta untuk mengalahkan hujjah orang orang yang ingkar kepadanya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama yang dibawanya.

5.       Para Waliyyullah mempunyai karomah yang diberikan Allah kepadanya juga untuk membawa manusia ke jalan yang benar.

6.       Nabi Muhammad diutus untuk jin dan manusia, bahkan beliau diutus untuk seluruhMakhluq.

7.       Seluruh Nabi dan Rosul adalah dima'shum (dijaga) oleh Allah dari berbuat ma'shiyyat, karena mereka tersifati oleh sifat amanah.
Adapun kejadian yang terjadi pada waktu Nabi Adam  memakan buah yang dilarang oleh Allah disurga, maka menurut sebagian Ulama mengatakan bahwa pada saat Nabi Adam  berada di surga, beliau belum dilantik oleh Allah swt sebagai Nabi atau Rosul, tapi sebagai sosok manusia yang pertama kali diciptakan oleh Allah , walaupun kenyataannya yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt itu adalah Nur Nabi Muhammad . Baru setelah Nabi Adam  diturunkan ke alam dunia beliau dilantik oleh Allah  sebagai Nabi dan Rosul Allah untuk mengajak umat manusia ke jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah . Dan perlu diketahui bahwa semua kejadian ini sudah ditentukan dan ditaqdirkan oleh Allah swt, yang mana banyak mengandung hikmah.
Tapi menurut sebagian ulama lagi bahwa Nabi Adam u ketika memakan buah, keadaannya sedang diberikan lupa oleh Allah. Atau keadaan Nabi Adam  ketika itu tidak lupa, hanya saja beliau tertarik derajatnya ingin seperti malaikat atau kekal di dalam surga, tiada lain karena beliau yakin dengan menjadi malaikat atau kekal di surga lebih dekat kepada yang dicintai, yakni Allah . Siapa yang tidak ingin dekat dengan yang dicintai.
Kita sebagai muslim seharusnya tidak mempersoalkan masalah ini, karena kiata harus meyakini bahwa yang terjadi pada Nabi Adam  memakan buah yang dilarang oleh Allah  itu sudah diatur dan diprosedur oleh Allah , sebagai sebab untuk diturunkannya ke muka sebagai kholifah. Sehingga Nabi Adam  tidak berdosa, atau walaupun Nabi Adam  berdosa dengan kejadian tersebut Allah mengenalkan kepada beliau bagaimana apabila seseorang melakukan kesalahan, maka Allah  ajarkan dengan cara taubat, memohon ampun kepada-Nya.
Maka kita sebagai muslim harus senantiasa berbaik sangka dan harus mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa Nabi Adam, karena kejadian itu adalah merupakan sebab diturunkannya beliau ke bumi untuk dijadikan khalifah. Sebagaimana firman Allah  :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
" Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

8.       Syariat Nabi Muhammad  tidak akan ada yang menasakh (menyalin/menghapus) dan menggantinya, kecuali dinasakh oleh syariatnya sendiri sampai hari kiamat. Oleh karena itu barang siapa ada seseorang yang mengaku membawa syariat baru apalagi mengaku nabi, serta menghapus syariat Nabi, maka syariat yang dibawanya itu adalah bathil.
9.       Nabi Muhammad  itu benar benar telah diisro’ dan dimi'rojkan oleh Allah  sebagai penghibur dan penenang jiwa bagi Nabi Muhammad , serta untuk membawa tugas kewajiban dari Allah  yaitu sholat lima waktu. Karena pada saat sebelum diisro dan dimi’rojkan beliau mengalami kesedihan, sedih karena ditinggalkan oleh Isteri dan pamannya yang meninggal dunia, yaitu Siti Khodijjah dan Abu Tholib. Yang mana keduanya adalah merupakan orang yang terdekat dengan Nabi , yang selalu membantunya dalam menyebarkan agama islam.sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al-Isro ayat 1 :
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ
" Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Secara gamblang ayat ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad  melaksanakan isro' dan mi'roj itu dengan ruh dan jasadnya, karena dalam Al-Quran Allah  menyebutkan dengan redaksi lafadz "'Abdihi (hambanya)". Yang disebut hamba tentu mencangkup ruh dan jasad. Seseorang yang tanpa ruh disebut mayit dan jika tanpa jasad dinamakan demit. Karena yang diberangkatkan oleh AllahI adalah seorang hamba termulia, yaitu Nabi Muhammad , maka sudah tentu yang melakukan perjalanan itu adalah ruh dan jasad beliau. Hal itu bukan sesuatu yang tidak mungkin. Sangat mungkin sekali, sebab beliau tidak berangkat dengan kemauan sendiri, Allah  yang berkehendak. Tak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah jika Dia menghendaki.
Ibarat seekor semut yang "menumpang" naik pesawat terbang dari jakarta menuju surabaya, kemudian kembali lagi ke jakarta. Yang pasti kaum semut tidak percaya akan cerita si semut yang telah melakukan perjalanan dalam waktu sesingkat itu. Tapi hal itu sangat mungkin terjadi, sebab dia memakai kendaraan yang kecepatannya tidak terbayangkan oleh kaum semut. Begitu juga dengan isro' mi'roj Nabi SAW. Peristiwa itu tidak terbayangkan oleh akal manusia, sebab yang digunakan Nabi SAW adalah kendaraan yang kecepatannya diluar jangkauan serta tidak pernah terbayangkan oleh akal manusia, yakni buroq.

10.   Generasi termulia diantara umat Nabi Muhammadr adalah para sohabat, kemudan para taabi'in dan taabi' tabi'in. Sebagaimana Rosulullah r bersabda :
خَيْرُ أُمَّتِى اَلْقَرْنُ اللَّذِىْ بُعِثْتُ فِيْهِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ..
      " Sebaik baik umatku adalah masa yang dimana aku diutus pada masa tersebut (Shohabat), kemudian yang mengiringinya (Tabi’in), kemudian yang mengiringinya (Tabi’ tabi’in)….(HR.Muslim)

11.   Setiap yang memiliki nyawa akan mengalami kematian. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 185 :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan "

Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, dan itu tidak bisa dipungkiri, walau sekalipun kita lari ke ujung dunia, kematian tetap akan menghampiri kita, dan kita tidak tahu kapan kematian itu tiba, karena itu adalah termasuk rahasia Allah. Tiada satu pun manusia yang mampu mengetahui rahasia Allah. Walau ada sebagian manusia yang mampu meraba-raba dan menerka, tapi kepastian tetaplah dipegang oleh-Nya.

12.   Akan terjadinya hari kiamat, dan dihari kiamat semua Makhluq akan binasa kecuali yang ditetapkan dalam Hadits yaitu Qolam, Arasy, Lauhil Mahfudz, Tulang ekor manusia, kursi, Arwah, Surga dan Neraka, sebagaimana yang telah dijelaskan pada sifat baqo'.
13.   Di Alam Barzakh (kubur) ada pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, Serta ada ni'mat dan siksa kubur. Sebagai gambaran bahwa apabila seseorang mendapatkan keni’matan di dalam kubur, maka orang tersebut termasuk orang yang beruntung, karena akan bahagia di akhirat kelak. Tapi apabila seseorang mendapatkan siksa si di dalam kubur, maka orang itu termasuk orang yang merugi, karena akan celaka dan bersedih di akhirat kelak, serta menyesali perbuatannya ketika di dunia, Naudzu billah…!
14.   Adanya hari berbangkit (Yaumul ba'ts), ya'ni dibangkitkannya manusia setelah meninggal dunia pada hari kiamat kelak. Allah  berfirman :
زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟ ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
" Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, Kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (At Taghobun :7)

15.   Adanya Alam Mahsyar, yaitu tempat berkumpulnya Makhluq setelah dihidupkan kembali. Allah swt berfirman :
قُلْ إِنَّ الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ (49) لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
" Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,Benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal. (Al Waqi'ah : 49-50)

Para Ulama telah sepakat tentang adanya hari berbangkit ini. Disaat manusia tengah dibangkitkan, mereka dalam keadaan telanjang kaki, tanpa pakaian, dan belum dikhitan.

16.   Adanya Mauqif, yaitu tempat menunggu hisaban amal (amal perbuatan yang diperhitungkan ketika di dunia) setelah dialam mahsyar. Sebagaimana Allah  berfirman :
فَأَمَّا مَنْ أُوْتِىَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖۙ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا وَيَنْقَلِبُ اِلٰٓى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًا  وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتٰبَهٗ وَرَآءَ ظَهْرِهٖۙۦ فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًا وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ ﴿الإنشقاق: ١٢ -٨)

" Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (Al Insyiqoq :7-12)

17.   Setiap manusia akan mendapatkan buku catatan amal masing masing yang kemudian akan ditimbang. Allah  berfirman :
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ  وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ
" Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam.(Al Mu'minun :102-103)
Adapun orang mu'min mengambil buku catatannya (kitabnya) dengan tangan kanannya seraya bergembira dan berseru, sebagaimana difirmankan oleh Allah  :
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقْرَءُوا۟ كِتَٰبِيَهْ
" Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya[1508] dari sebelah kanannya, Maka dia berkata: "Ambillah, Bacalah kitabku (ini)" (Al Haaqqoh :19).
Sedangkan orang kafir mengembil kitabnya dengan tangan kiri atau dari balik punggungnya seraya memaki dan mengumpat

18.   Adanya Shiroth (jembatan) yang membentang dari Mauqif ke Surga yang berada diatas Neraka, yang dilewati oleh seluruh manusia mencapai surga.
Adapun orang yang pertama kali meniti shiroth diantara para Nabi adalah Nabi Muhammad . Sedangkan yang pertama kali menyebranginya diantara umat manusia adalah umat Nabi Muhammad . Hal ini berdasarkan hadits Nabi  :
فَيَتَّبِعُونَهُ وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَىْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَاوَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُّسُلُ وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
" Kemudian diletakkanlah titian itu diatas neraka jahannam, maka adalah Aku dan Umatkulah yang pertama kali meniti shiroth. Dimana pada saat itu, tidak ada seorang yang mampu berbicara kecuali Rosul. Ia berdo'a : Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah " (HR. Bukhori dalam kitab Tauhid, bab firman Allah dalam surat Al Qiyaamah, 22-23 ;7437, dari hadits Abi Hurairah) 

19.   Akan adanya Syafa'at Nabi Muhammadr diakhirat kelak, yang disebut Syafa'atul 'udzma (pertolongan yang besar). Kata syafa'at menurut bahasa berarti menggenapkan. Sedangkan menurut isthilah syara', kata syafa'at berarti menengahi orang lain dengan tujuan mendapatkan manfaat atau menolak bahaya. Pada hari kiamat kelak syafa'at terbagi menjadi dua, yaitu syafa'at khusus bagi Nabi Muhammad, dan juga syafa'at umum baginya dan bagi orang lain.

20.   Nabi Muhammad  memiliki haudh (telaga) yang disebut Telaga Kautsar, yang akan diminum oleh umatnya sebelum memasuki Surga. Kata Al Haudh secara bahasa berarti Al Jam'u (berkumpul). Biasanya kata ini dinisbatkan kepada kumpulan air. Adapun secara syara' berarti 'kumpulan air yang turun dari telaga kautsar pada hari kiamat, yang diperuntukan bagi Nabi Muhammad. Hal ini terdapat dalam hadits Rosul dan telah disepakati oleh Ulama.
Nabi  bersabda :
"Sesungguhnya aku adalah yang pertama kali memiliki  haudh  (telaga) " (HR. Bukhori, dalam kitab Ar Riqaaq, bab Haudh 6583, 6584.)
Dengan demikian para ulama salaf telah sepakat tentang adanya haudh ini, kecuali kaum mu'tazilah yang mengingkarinya. Pengingkaran mereka ini dapat kita bantah dengan beberapa alasan, diantaranya adalah; banyak hadits yang menjelaskan tentang adanya haudh ini. Mengingkari keberadaannya, berarti juga mengingkari hadits hasits Rosulullah r, yang sebagian hampir mencapai tingkat mutawattir. 

21.   Adanya pembalasan yang setimpal dengan kesalahan dan adanya balasan pahala sepuluh kali lipat dari kebaikan yang dikerjakan. Hal ini berdasarkan firman Allah I :
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
" Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

22.   Dengan menjauhi dosa besar, akan diampuni dosa kecil yang bertalian dengan haq AllahI, bukan yang bertalian dengan haq Manusia. Karena dosa yang berkaitan dengan manusia itu harus dengan adanya penerimaan maaf dari orang yang telah disakiti atau dzholimi, atau dilakukan dengan cara meminta maaf kepada orang tersebut, walaupun orang yang didzholimi tersebut tidak memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf, maka tetap orang yang mempunyai kesalahan dan meminta maaf tersebut bebas dari dosa yang berkaitan dengan manusia, karena ia telah berusaha untuk meminta maaf kepada orang tersebut. 

23.   Disurga Orang yang beriman akan melihat dzat Allah yang Mukholafah lil hawadits. Sebagaimana firman Allah  :
وجوه يومئذ ناضرة إلى ربها ناظرة
" Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.

24.    Akan adanya tanda tanda kiamat antara lain :
-          Perang akhir zaman (Armageddon)
-          Munculnya Imam Mahdi
-          Perang melawan semenanjung Arabia
-          Perang melawan Persia
-          Pengkhianatan Rum dan kedatangan mereka untuk menyerang
-          Pertempuran besar (Malhamah Kubra)
-          Penaklukan Konstantin
-          Munculnya dajjal
-          Turunnya Nabi Isa bin Maryamu dan terbunuhnya dajjal
-          Perang melawan yahudi
-          Penaklukan Roma
-          Perang dengan bangsa turk (cina, rusia, jepang, mongol dan sejenisnya
-          Munculnya ya'juj dan ma'juj
-          Masa-masa aman
-          Wafatnya Nabi Isa dan Imam Mahdi
-          Terbitnya matahari disebelah barat
-          Keluarnya binatang bumi yang dapat berbicara
-          Keluarnya asap
-          Datangnya angin lembut yang bertiup untuk mengambil arwah orang mu'min
-          Penghalalan Baitullah dan penghancuran ka'bah
-          Kehancuran Madinah dan keluarnya manusia darinya
-          Pembenaman bumi di timur, barat dan tanah arab
-          Munculnya api yang menggiring manusia ke mahsyar
-          Berdirinya kiamat
-          Peniupan sangsakala dan kehancuran alam semesta
-        Peniupan kedua dan kebangkitan seluruh makhluq serta berkumpulnya mereka di padang mahsyar

Hal Hal Lain Yang Wajib Diketahui
Nasab (Keturunan) Nabi Muhammad
         Setiap Mukallaf juga wajib mengetahui Nasab Nabi Muhammad  dari jihat ayahnya dan jihat ibunya, serta wajib mengetahui isteri isteri dan anak anaknya.         
Nasab Nabi Muhammad  dari jihat ayahnya yaitu : Muhammad bin (putra) Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusoy bin Kilab bin Murroh bin Ka'ab bin Luay bin Gholib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Dan tidak ada riwayat shohih yang mencatat keturunan dari Adnan sampai Nabi Adam.
Nasab Nabi Muhammad rdari jihat Ibunya yaitu : Muhammad bin Aminah binti (puteri) Wahab bin 'Abdi Manaf bin Zuhroh bin Kilab. Maka ujung ujungnya nasab Nabi Muhammad dari jihat ayah dan ibunya bertemu pada kakeknya yang kelima yaitu Kilab.

Para Istri Nabi Muhammad
Para istri Nabi Muhammad  adalah para pendamping beliau di dunia dan di akhirat. Mereka adalah ibu kaum muslimin yang harus dihormati dan diagungkan sesuai dengan status mereka sebagai istri penutup para Nabi.

Diantara istri-istri Nabi Muhammad  adalah :
1.             Khadijah binti Khuwallid, ia menikah dengan Nabi Muhammad  setelah sebelumnya sempat menikah dengan Atiq bin 'Abid dan Abu Thalhah At Tamimi. Ia meninggal dunia pada tahun ke 10 H.
2.             'Aisyah binti Abu bakar As-Shddiq, ia menikah dengan Rosulullah pada usianya yang ke enam tahun, namun Rosulullah r baru bercampur dengannya (berhubungan intim,Ed.) setelah ia berusia sembilan tahun. 'Aisyah adalah istri Rosulullah r yang ketika sebelum menikah dengan beliau adalah statusnya perawan, sedangkan istri-istri beliau yang lainnya sebelum menikah dengan beliau status mereka adalah janda. Sehingga wajar 'Aisyah adalah isteri yang paling dicintai setelah siti Khodijah meninggal dunia dan disayangi oleh Nabi, dan istri istri yang lainnya juga menyadari hal itu, sehingga mereka rela memberikan waktu gilirannya diberikan kepada 'Aisyah, demi menyenangkan hati Rosulullah r. Aisyah meninggal dunia pada tahun 58 H.
3.             Saudah binti Zam'ah Al 'Amiriyah, ia menikah dengan Rosulullah r setelah menikah lebih dahulu denganSukron bin 'Amir. Ia meninggal dunia pada akhir khilafah 'Umar bin Khottob, ada juga yang mengatakan pada tahun 54 H.
4.             Hafshoh binti 'Umar bin Khottob, ia menikah dengan Rosulullah r setelah menikah dengan Khunais bin Hudzaifah yang gugur pada perang uhud.. Hafshoh meninggal dunia pada tahun 41 H
5.             Zainab binti Khuzaimah Al Hilaliyyah yang dikenal dengan panggilan Ummul Masakin (ibunya orang orang miskin). ia menikah dengan Rosulullah r setelah suaminya, yakni Abdullah bin Jahsyin gugur dalam perang uhud. Zainab sendiri meninggal pada tahun 4 H.
6.             Ummu Salamah, Hindun binti AbuUmayah Al Makhzumiyyah, ia menikah dengan Rosulullah r setelah suaminya, yakni Abu Salamah, 'Abdullah bin Asad meninggal dunia akibat luka luka yang dideritanya pda peperangan uhud. Ummu Salamah sendiri meninggal dunia pada tahun 61 H.
7.             Zainab binti Zahsyin Al Asadiyyah, putri bibi Rosulullah r, ia menikah dengan Rosulullah r setelah diceraikan oleh Zaid bin Haritsah pada tahun ke 5 H. Zainab sendiri meninggal pada tahun 20 H.
8.             Juwairiyyah binti Al Harits Al Khozaiyyah, ia menikah dengan Rosulullah r setelah menikah dengan Musafi' bin Sofwan, dan menurut sebagian Ulama, suaminya yang pertama adalah Malik bin Sofwan pada tahun 6 H.
9.             Ummu Habibah, Romlah binti Abu Sufyan, sebelumnya ia adalah istri Abdullah Jahsyin yang pernah masuk islam lalu murtad. Ummu Habibah meninggal dunia pada pemerintahan saudaranya, yakni pada tahun 44 H.
10.         Shofiyyah binti Huyai bin Akhthob, dari bani Nadhir, yang masih keturunan Harun bin 'Imron, saudara Nabi Musa u. Rosulullah r mengambilnya pada peperangan Khaibar, lalu memerdekakannya. Sebelumnya ia menikah dengan Salam bin Musykin dan Kinanah bin Abul Hakiq pada tahun 6 H. Ia meninggal dunia pada tahun 60 H.
11.         Maimunah binti Harits Al Hilaliyah, ia menikah dengan Rosulullah pada tahun 7 H., sebelumnya ia pernah menikah dengan Ibn 'Abdul Yalail dan 'Abdurrohim bin 'Abdul Uzza. Maimunah meninggal dunia pada tahun 51 H.

      Semua istri Rosulullah  meninggal dunia setelah beliau wafat, kecuali dua orang yang lebih dahulu meninggal yaitu Khodijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuza'ah. Adapun yang lainnya meninnggal dunia setelah wafatnya baginda Nabi Muhammad.  Selain istri-istrinya tersebut, Rosulullah  masih  memiliki dua istri lagi yang belum beliau gauli. Keduanya adalah ;
1. Asma binti Nu'man Al Kindiah ra, Nabi  menceraikannya, dan ia pun menikah dengan Al Muhajir bin Abi Umayah.
2. Aminah binti Nu'man bin Syahrabil Al Jauriyah ra, ia pun diceraikan oleh Nabi Muhammad.
      Diantara para istri Rosulullah  tersebut yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid dan 'Aisyah binti Abi Bakar As-Shidiq. Keduanya memiliki kelebihan masing masing. Al-Hafidzh Al-Dzahabi dalam kitab Sairi A'lam An Nubalaa, (140;2) mengatakan tentang riwayat hidup 'Aisyah : "ia ('Aisyah) adalah seorang wanita berkulit putih yang cantik, sehingga Rosulullah  memanggilnya dengan Humairoh (putih yang kemerah merahan). Dan Nabi  tidak pernah menikahi wanita yang yang masih gadis selain dirinya.
      Pada masa masa awal islam, Khodijah banyak membantu Nabi Muhammad  dalam penyebaran agama islam. Begitu juga dengan 'Aisyah yang juga banyak membantu beliau dalam menyebarkan ilmu dan sebagaimana juga ia adalah seorang perawi hadits. Allah  pun memberikan keutamaan kepadanya dengan membebaskannya dari tuduhan zina ketika terjadi peristiwa 'haditsul ifki'.

Ketika Nabi Muhammadr wafat beliau meninggalkan sembilan isteri, yang hal ini adalah termasuk kekhususan Nabi Muhammadr yang tidak diberikan kepada umatnya, yaitu : Siti 'Aisyah, Siti Hafshoh, Siti Saudah, Siti Maimunah, Siti Shofiyyah, Siti Romlah, Siti Hindun, Siti Zainab dan Siti Juwawiriyyah  

Para putra dan putri Nabi
Putera dan puteri Nabi Muhammadr ada 7 yaitu : Sayyidina Qoosim, Sayyiduna Abdullah, Sayyidina Ibrohim, Sayyidatuna Zainab, Sayyidatuna Ruqoyyah, Sayyidatuna Fathimah dan Sayyidatuna Umi Kultsum. Semua putera dan puteri Nabi Muhammad lahir dari isteri yang pertama yaitu siti Khodijah, kecuali Sayyiduna Ibrohim, beliau lahir dari siti Mariyyah.

Keutamaan Nabi Muhammad
Diantara keutamaan keutamaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad r adalah :
1.    Beliau merupakan penutup para Nabi. Sebagaimana Allah I berfirman dalam surat Al Ahzab : 40 :
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
" (Nabi) Muhammad itu sekali kali bukanlah bapak dari seorang laki laki diantara kalian, tetapi dia adalah Rosulullah dan penutup Para Nabi. Dan adalah Allah maha mengetahui segala sesuatu "

2.        Beliau adalah pemimpin para Rosul . hal ini terbukti pada peristiwa Isro' dan Mi'roj, yakni ketika beliau menjadi Imam mereka.

3.        Tidak sempurna iman seseorang hingga ia beriman kepada risalah Nabi Muhammad. Sebagaimana Allah I berfirman dalam surat An Nisa ayat 65 :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

4.        Manusia tidak akan diadili dihadapan Allah, melainkan setelah mendapatkan syafa'at dari Nabi Muhammad .

5.        Umat Nabi Muhammad  adalah umat yang pertama kali masuk surga. Sebagaimana sabda beliau :

" Kita adalah umat paling akhir, akan tetapi paling awal masuk surga pada hari pembalasan kelak. "

6.        Nabi Muhammad  adalah orang yang memegang bendera Alhamd (pujian) pada hari kiamat, dan orang yang pertama kali memberikan syafa'at dengan idzin Allah I, serta Nabi r mengatakan demikian tidak ada unsur kesombongan. Hal ini berdasarkan hadits Abu Sa'id Al Khudri, bahwasanya beliau bersabda :
أَناَ سَيِّدُ وَلَدِ اَدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ وَبِيَدَيَّ لِوَاءُ الْحَمْدِ وَلاَ فَخْرَ وَمَا مِنْ بَنِيْ اَدَمَ يَوْمَئِذٍ فَمَنْ سِوَاهُ إِلاَّ تحَتَ لِوَاِئْ وَأَنَا أَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ وَلاَ فَخْرَ
Aku adalah pemimpin anak anak Adam pada hari kiamat kelak serta tidak bermaksud sombong. Ditanganku bendera 'hamd" (pujian) serta tidak bermaksud sombong. Dan tidak ada seorang pun anak Adam kecuali berada dibawah naungan benderaku. Dan aku adalah orang yang pertama kali memberikan syafa'at dan pertama kali orang yang diberikan syafa'at dan tidak bermaksud sombong (Hr. Imam Turmudzi, Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad)

7.        Orang yang mendapatkan pujian dari semua makhluq dan mendapatkan maqoman mahmudan (kedudukan yang terpuji). Sebagaimana firman Allah I dalam surat Al isro',79 :
عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
" Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

8.        Umat Nabi Muhammad  adalah sebaik baik umat. Sebagaimana Allah berfirman :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ
" Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…(Ali Imron :110)

9.        Dan masih banyak lagi keutamaan Nabi  yang disebutkan oleh para Ulama di dalam kitab sejarahnya


Keyakinan Yang Dianggap Tabu Di Masyarakat
Di zaman yang serba canggih ini ada sebagian orang atau kelompok muslim yang memandang perilaku keagamaan yang telah menjadi tradisi yang menyatu dengan masyarakat muslim indonesia mereka anggap menyimpang jauh dari tuntunan dan ajaran islam. Sebab menurut mereka, tradisi yang sudah berlaku di masyarakat muslim di indonesia itu adalah bid'ah, tahayyul dan khurafat. Pendapat kaum modernis tersebut seolah olah meragukan landasan teologis (tauhid), bahkan cenderung meragukan kemurnian ajaran islam yang tumbuh dan berkembang.
Padahal Kalau diteliti secara mendalam, amal ibadah maupun mu'amalah yang berkembang dan berurat akar dalam tradisi indonesia tersebut memiliki landasan yang kokoh dan kuat, baik dari Al-Quran, Al-Hadits dan pendapat para Ulama. Bahkan tak jarang masalah-masalah khilafiyyah yang selalu dipertentangkan oleh sebagian umat islam tersebut, ironisnya justru ditemui pandangan yang berbeda dari ulama-ulama rujukan mereka.
Tapi yang lebih diharapkan dan terpenting adalah kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat, sebab berbeda pendapat itu adalah sunnatullah dan merupakan rahmat Allah  bagi orang yang berlapang dada menerima perbedaan sekaligus mampu mengelolanya dengan baik.
Janganlah perbedaan itu dijadikan suatu hal yang dapat menjadikan permusuhan dan pertikaian antar sesama umat islam, tapi jadikanlah perbedaan pendapat itu sebagai suatu sikap untuk bisa saling menghargai satu sama lain.
Adapun hal-hal yang dianggap tabu, padahal sudah berlaku sejak dahulu kala yang menunjukan bahwa tradisi keagamaan yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat muslim indonesia tidak menyimpang dari tuntunan agama dan merupakan warisan ulama salafuna al-sholih sebagai hasil ijtihad yang bisa dipertanggung jawabkan, diantaranya :

1.        Mengharapkan Barokah
Seringkali kita mendengar istilah "barokah" namun terkadang kita tidak mengetahui apa, dimana dan bagaimana makna barokah itu? Karena kita tidak mengetahui apa arti sebenarnya barokah itu, maka di zaman yang modern dimana tekhnologi serba canggih ini banyak kelompok baru yang mengatakan bahwa mengharapkan barokah itu adalah syirik. Karena barokah sifatnya irasional, maka termasuk kategori ghaib.
Sejak munculnya kaum rasionalis pada abad keXVII yang disponsori oleh Immanuel Kant dengan mottonya yang terkenal "Sapera Aude" (beranikan kamu menggunakan pikiranmu) maka kegiatan dan tenaga pikir semakin bertambah luas, serta permainan rasa semakin berkurang.
Dalam perkembangan selanjutnya terjadilah ketidak seimbangan kemajuan pikir dan rasa. Hal ini dapat diteliti sebab serta akibat hubungan dan saling pengaruh perkembangan kebudayaan. Orang lebih terpengaruh oleh hal-hal yang konkrit dari pada hal-hal yang abstrak. Segi lahiriyah lebih menarik perhatian mereka dari pada segi rohaniah. Aspek materil lebih dinikmati dari pada aspek spiritual. Yang riil lebih berkesan dari pada yang ghaib.
Dengan semakin menonjolnya rasionalisasi dalam era globalisasi ini, maka peranan dan aktifitas rasa semakin mundur dan tergeser. Kini yang dipandang wajar, sehat, dan benar adalah yang rasional, yang bisa diteliti dan dapat dibuktikan secara ilmiah.
Makin berkembangnya sains dan tekhnologi komunikasi sebagi produk pikir, makin diejeklah hal-hal yang ghaib, makin tak dihiraukan sesuatu yang abstrak, makin ditertawakan soal-soal rohani, makin disepelekan masalah karomah dan makin dikesampingkan pula barokah.
Padahal rasa merupakan wadah dari kepercayaan terhadap hal-hal yang ghaib tersebut, karena hal-hal yang ghaib itu menjurus kepada agama (iman), sedangkan agama memainkan peranan utama dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi seni ilmu pengetahuan, etika dan filsafat, artinya setiap aspek dari kehidupan ini selalu dijalani oleh agama.
Barokah sebagai salah satu dari konsepsi keagamaan, baru akan musnah apabila rasa sebagai wadah kepercayaannya sudah lepas dan hilang sama sekali, yang berarti agama sudah tidak diperlukan lagi dalam kehidupan umat manusia ini, dan itu mustahil terjadinya.
Dapat kita bayangkan bahwa kehilangan rasa akan mengakibatkan hilangnya kemanusiaan. Munculnya sifat congkak, sikap kaku dan sombong. Sikap masabodoh terhadap hal-hal yang ghaib akan membawa akibat kekeringan dihati dan kehausan batin yang hebat. Dan sikap rasionalistis terhadap hal-hal yang ghaib berarti hanya ingin mencari kepastiannya dengan cara mencari jawaban yang dapat dibenarkan oleh rasionya, atau jika alasan keberadaannya itu dapat diterima oleh pikiran ilmiahnya. Kalau tidak, mereka akan mengetengahkan alasan-alasan psichologis, filsafat, matematis, logis, dialectis atau etis, dsb.
Adapun pengertian barokah menurut Imam Syamsuddin al-sakhawi adalah :
اَلْمُرَادُ بِالْبَرَكَةِ اَلنُّمُوُّ وَالزِّيَادَةُ مِنَ الْخَيْرِ وَالْكَرَامَةِ. (القول البديع فى الصلاة على الحبيب الشفيع,91)
" Yang dimaksud dengan barokah adalah berkembang dan bertambahnya kebaikan dan kemuliaan"

Adapun sumber barokah adalah berasal dari Allah yang merupakan karunia yang diberikan kepada hamba-hamba yang dikasihi-Nya, yaitu para Nabi, para Wali dan orang orang sholih. Sebagaimana firman Allah I dalam surat An-Nisa ayat 173 :
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِۦ ۖ
" Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah  akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya…"

Begitu juga dengan sabda Rosulullah r :
إِنَّ اَلْبَرَكَةَ مِنَ اللهِ- رواه البخارى
" Sesungguhnya barokah itu dari Allah I "

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ – رواه مسلم
" Segala penghormatan, barokah, rahmat dan kebaikan hanya bagi Allah"

Bentuk-Bentuk Barokah 
Barokah sebagai karunia dan rohmat Allah  dapat berupa (dalam bentuk) :
a.    Keni'matan :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
" Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka barokah-barokah (keni'matan) dari langit dan bumi…"

b.   Kebaikan :
قَالُوٓا۟ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۖ رَحْمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيْكُمْ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ ۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ
" Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya (kebaikan) yang dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

c.    Keberuntungan :
وَنَزَّلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً مُّبَٰرَكًا فَأَنۢبَتْنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلْحَصِيدِ
" Dan kami turunkan dari langit air yang barokah (banyak keberuntungan/manfaatnya) lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam "

d.   Kebahagiaan :
قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ
" Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan (kebahagiaan) dari kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu "

e.    Kelebihan :
يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ
" yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya (kelebihannya), (yaitu) pohon zaitun …"

f.     Kemuliaan :
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ
" Dan dia menjadikan Aku seorang yang diberkati (dimuliakan) di mana saja Aku berada…."

g.   Keridhoan/Restu :
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
" Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (direstui)"

Tanda seseorang yang diberkati Tuhan adalah hidupnya selalu membawa kesejukan dan manfaat bagi orang lain. Dia senantiasa dijadikan rujukan dan perlindungan oleh orang yang memerlukannya. Demikian juga ada tempat-tempat yang memang diberkati oleh Tuhan, yaitu tempat yang aman, hati penduduknya senang, sejahtera, bebas dari ketakutan dan kemelaratan, serta subur dan makmur. Harta pun diberkati Tuhan, yakni yang membuat kita menjadi tenang, aman dan bahagia. Baik bagi diri sendiri, keluarga maupun untuk kerabat sekitar.

Dimanakah Barokah
a.        Manusia, Dalam Al-Quran surat Maryam ayat 31 Allah berfirman :
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ
" Dan dia menjadikan Aku seorang yang diberkati di mana saja Aku berada…. "

b.        Benda, seperti firman Allah surat Al-Baqoroh ayat 248 :
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِۦٓ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحْمِلُهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
" Dan nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.
c.         Tempat, seperti firman Allah dalam surat 'Ali Imron ayat 96 :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدىً لِلْعالَمِينَ
" Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia "
d.       Waktu, sebagaimana sabda Rosulullah  :
أَتَاكُمْ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ – رواه النسا ئ
" Telah datang kepadamu Romadhon, bulan barokah "

e.        Hal/Sikap perbuatan, sebagaimana firman Allah  :
تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةً طَيِّبَةً ۚ
" Salam yang ditetapkan dari sisi Allah I, yang diberi barokah lagi kebaikan "

Jadi, barokah dari dahulu sudah ada dan sampai kini masih eksis, karena apanya, dimananya dan bagaimananya telah dijelaskan Allah  dalam Al-Quran dan dipraktekan oleh Nabi r dalam hadits-haditsnya. Oleh karena itu dalam menghadapi arus rasionalisasi dan gelombang transformasi sosial budaya sekarang ini, kita harus mampu menentukan sikap tengah yang terefleksikan dalam tawadhu'. Karena sikap tawadhu adalah pola berpikir islami yang dipijaki oleh Ahlu Sunnah wal Jama'ah.
Kita harus mengakui bahwa kemajuan yang kini dicapai oleh rasionalisasi para ilmuwan adalah karunia Allah bagi "Ulul Albab", tetapi kesamaran hal hal yang irasional yang sebenarnya jauh lebih maju dari pencapaian pikir, hanyalah dikaruniakan Allah kepada "Ahlu Dzikr".
Sebagaimana Firman Allah  :
وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
" Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Apabila kita tidak mengetahui masalah yang kita hadapi, maka tanyakanlah masalah itu kepada ahlinya, yaitu orang yang benar benar mengetahui dalam bidang tersebut. Apabila yang dihadapi itu masalah agama, maka tanyakanlah kepada Ulama yang diyakini keilmuannya, apabila masalahnya tentang kedokteran, maka tanyakanlah kepada dokter ahlinya, begitu juga semua masalah atau problematika hidup itu harus kita tanyakan kepada ahlinya apabila kita tidak mengetahui dan tidak bisa memecahkan masalah itu dengan sendirinya, agar semua masalah yang dihadapi bisa terselesaikan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang Allah  perintahkan didalam firman-Nya :
فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
" Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada Mengetahui.

2.        Tawassul Kepada Orang-Orang Pilihan Allah
Berdo'a merupakan salah satu perbuatan yang sangat dianjurkan dalam agama. Namun tidak jarang kita temui, ada orang yang datang kepada orang yang 'alim dan dekat kepada Allah I., ketika mereka hidup atau setelah mereka meninggal dunia. Mereka meminta untuk dido'akan, disampaikan serta disambungkan segala permintaannya kepada Allah I. Inilah namanya Tawassul. Yakni menjadikan seseorang (atau sesuatu) sebagai perantara untuk menyampaikan apa yang diinginkannya kepada Allah I. Namun yang jadi pertanyaan, bagaimanakah hukum tawassul ini? Apakah mendapatkan legitimasi dari syari'at islam?
Tawassul dan Istighotsah merupakan salah satu cara berdo'a yang diyakini mempecepat terkabulnya do'a yang dipanjatkan. Sedangkan yang dimaksud dengan Tawassul menurut Syaikh Jamil Afandi Shidqi al-Zahawi ialah :

أَنَّ الْمُرَادَ مِنَ اْلإِسْتِغَاثَةِ بِاْلأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالتَّوَسُّلِ ِبهِمْ هُوَ أَنَّهُمْ أَسْبَابٌ  وَوَسَائِلٌ لِنَيْلِ الْمَقْصُوْدِ  وَأَنَّ اللهَ  تَعَالىَ هُوَ الْفَاعِلُ كَرَامَةً لَهُمْ ِلأَنَّهُمْ هُمُ الْفَاعِلُوْنَ كَمَا هُوَ الْمُعْتَقِدُ الْحَقُّ فِى سَائِرِ اْلأَفْعَالِ فَإِنَّ السِّكِّيْنَ لاَ يَقْطَعُ بِنَفْسِهِ بَلِ الْقَاطِعُ هُوَ اللهُ تَعَالىَ وَالسِّكِّيْنُ سَبَبٌ عَادِيٌ خَلَقَ اللهُ تَعَالىَ الْقَطْعَ عِنْدَهُ {الفجر الصادق : 53-54}

" Sesungguhnya yang dimaksud istighotsah dan tawassul dengan para Nabi dan orang-orang yang sholih bahwa mereka adalah sebab sebab dan perantara untuk mencapai tujuan. Pada hakikatnya Allah adalah pelaku yang sebenarnya (yang mengabulkan do'a) sebagai penghargaan kepada mereka. Sebagaimana I'tiqod yang benar dalam segala macam perbuatan. Pisau tidak mempunyai kemampuan memotong dari dirinya sendiri karena pemotong yang sebenarnya adalah Allah  Pisau hanya sebagai penyebab biasa (berpotensi untuk memotong), Allah menciptakan memotong melalui pisau tersebut "

Ada banyak bukti yang menjelaskan keutamaan tawassul. Diantaranya adalah firman Allah  QS Al Maidah : 35 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Dalam ayat lain surat Annisa : 64  Allah  berfirman :
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُوا۟ ٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
" Dan Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang "

Setelah mengamati ayat ini KH. Siradjudin 'Abbas menyimpulkan bahwa bahwa orang yang telah melakukan baik kecil maupun besar, boleh datang kepada Rosulullah, orang-orang sholih, para guru serta orang-orang yang dekat kepada Allah  untuk melakukan tawassul dalam rangka pertaubatan.  Dan mengharapkan mereka untuk memintakan ampun kepada Allah  atas segala dosa yang telah dilakukan orang.
Nabiyyullah Adam  ketika mengakui kesalahannya beliau pun bertawassul kepada Allah dengan menyebutkan kemuliaan Nabi Muhammad , karena nama Nabi Muhammad  tercantum pada tiang 'Arasy. Sebagaimana Hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Imam Hakim :
لَمَّا اقْتَرَفَ أَدَمُ الْخَطِيْئَةَ, قَالَ : يَا رَبِّ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ إِلاَّ مَا غَفَرْتَ لِيْ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى كَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أُخْلِقُهُ  قَالَ يَا رَبِّ إِنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِيْ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَرَأَيْتُ عَلَى قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوْبًا  لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ  مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ فَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُضَفْ إِلَى إِسْمِكَ إِلاَّ اَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى صَدَقْتَ يَا أَدَمُ إِنَّهُ َلأَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيَّ  وَ إِذَا سَأَلَنِيْ بِحَقِّهِ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ  وَلَوْلاَ مُحَمَّدٌ مَا غَفَرْتُ لَكَ. رواه الطبرانى والحاكم وصححه.
"  Tatkala Nabi Adam u mengakui kesalahannya beliau berkata : wahai Tuhanku aku memohon kepadaMu dengan haqnya Muhammad, kecuali Engkau tidak mengampuniku. Maka Allah berfirman : bagaimana kamu mengenal Muhammad, sedangkan Aku belum menciptakannya? Nabi Adam pun menjawab : wahai Tuhanku ketika Engkau menciptakanku, aku mengangkatkan kepalaku, kemudian aku melihat di atas tiang-tiang arasy tertulis kalimah :  لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ  مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ maka aku mengetahui (yakin) bahwasanya tidak disandarkan kepada namaMu kecuali makhluq yang paling dicintai oleh Mu. Maka Allah pun berfirman : kamu benar wahai Adam! Bahwasanya Muhammad adalah makhluq yang paling Aku cintai, dan ketika kamu memohon kepadaKu dengan haqnya Muhammad maka Aku telah mengampuni, jikalau tidak (karena) Muhammad maka Aku tidak mengampunimu "

Rosulullah   pun mengajarkan kepada Abu Bakar Shiddiq untuk mengucapkan do'a :
الَلَّهُمَّ أَسْأَلُكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ وَإِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِكَ وَمُوْسَى نَجِيِّكَ وَ عِيْسَى كَلِمَتِكَ وَرُوْحِكَ وَتَوْرَةِ مُوْسَى وَإِنْجِيْلِ عِيْسَى وَزَبُوْرِ دَاوُدَ وَفُرْقَانِ مُحَمَّدٍ  وَعَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ ...إلخ {الإحياء الجزء الأول :323}
" Ya Allah aku memohon kepadaMu dengan (sebab/perantara) Muhammad NabiMu, Ibrohim kekasihMu, Musa yang diselamatkan olehMu, 'Isa kalimatMu dan ruhMu, Tauratnya Musa, Injilnya 'Isa, Zaburnya Daud, Furqonnya (Al-Quran) Muhammad. Mudah-mudahan sholawat beserta salam engkau curahkan kepada mereka semua…..dst"
Sebetulnya masih banyak dalil-dalil yang membolehkan bahkan menganjurkan untuk tawassul, yakni menjadikan perantara kepada Allah I. Tapi mengapa masih ada orang yang mengungkit ungkit masalah tawassul, padahal banyak dalil-dalil yang menganjurkannya, apakah mereka lupa akan dalil-dalil tersebut? Atau mereka tidak mengetahui akan dalil-dalil yang membolehkannya?
Mereka pun mengatakan bahwa tawassul itu boleh, tetapi tidak boleh tawassul terhadap orang-orang yang sudah meninggal. Padahal jikalau mereka mengkaji ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa orang-orang yang wafat karena berjihad di jalan Allah  hakikatnya mereka tidak meninggal dunia, walaupun jasad mereka terkubur didalam tanah. Sebagaimana firman Allah surat ali imron : 169  :
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
" Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

Dan firman Allah dalam surat al baqoroh : 154 :
وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتُۢ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
" Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.

Memang jikalau direnungkan dengan seksama, manusia itu hanya berusaha, yang menentukan segalanya adalah Allah. Dalam ungkapan sehari-hari kita seringkali mendengar kata-kata : berobatlah agar sembuh, berolahragalah agar sehat, makanah agar kenyang, belajarlah agar pandai. Padahal hakikatnya yang menyembuhkan, yang menyehatkan, yang mengenyangkan dan yang menjadikan pandai itu hanyalah Allah. Jika terbesit didalam hati bahwa yang menentukan sesuatu itu bukan Allah I, maka pada saat itu telah terjadi perbuatan syirik. Yakni menisbatkan satu sebab dan akibatnya pada makhluq Tuhan seperti diungkapkan diatas, sekedar majaz (metafora) belaka, bukan dalam arti yang sebenarnya.
Maka begitu pula dalam masalah tawassul ini. Pada hakikatnya bertawassul itu menjadikan sesuatu sebagai perantara agar do'a yang dipanjatkan dapat segera diterima. Orang yang tawassul itu tidak memohon atau menyembah kepada orang atau suatu benda. Karena itu mereka bukanlah termasuk golongan pada peringatan Allah  dalam Al-Quran :
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ
" Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya "

Setelah memperhatikan ayat tersebut dengan cermat, Syaikh Abdul Hayyi al-Umrawi dan Ayaikh 'Abdul Karim Murad menayatakan :
فَإِنَّ قَوْلَهُمْ   هم مانعبد الا ليقربونا الي الله زلفي مُصَرِّحٌ بِأَنَّهُمْ عَبَّدُوْهُمْ لِذَلِكَ, وَالْمُتَوَسِّلُ بِالْعَالِمِ  َاوِ  الرَّسُوْلِ   لَمْ يَعْبُدْهُ,  بَلْ عَلِمَ أَنَّ لَهُ مَزِيَّةٌ  عِنْدَ اللهِ بِالرِّسَالَةِ  اَوِ الْعِلْمِ  اَوِ النُّبُوَّةِ  فَتَوَسَّلَ بِهِ لِذَلِكَ {التحذير من الإغترار : 113 }
" Perkataan para penyembah berhala " kami menyembah mereka (berhala-berhala itu) supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Ayat ini menegaskan bahwa mereka menyembah berhala untuk tujuan tersebut. Sedangkan orang yang bertawassul dengan orang 'alim atau para rasul itu tidak menyembah mereka. Tetapi karena dia tahu bahwa orang yang ditawassuli tersebut memiliki keutamaan dihadapan Allah  dengan kedudukannya sebagai rasul, ilmu yang dimiliki atau karena kenabiannya. Dan karena kelebihannya itulah kemudian ada orang yang melakukan tawassul dengan mereka "

Maka jelas bedanya antara orang kafir yang menyembah berhala, yang memang benar-benar menyembah berhala, yakni dalam ungkapan mereka "kami menyembah berhala-berhala itu". Sementara orang yang bertawassul hanya meminta dan menyembah kepada Allah  semata. Tidak terbesit didalam hatinya seujung rambutpun keyakinan adanya kekuatan dan kekuasaan lain diluar kekuasaan Allah.
Jadi berdasarkan dalil Al-Quran dan Hadits serta menurut penafsiran ulama yang ahli, maka tawassul itu boleh bahkan dianjurkan dalam islam, sebagi pilihan dari tata cara berdo'a yang mu'tabar.
Mungkin yang dapat penulis sampaikan hanya sebatas masalah barokah dan tawassul, karena berkaitan sekali dengan keyakinan umat islam, dan yang dibahas disini pun berkaitan dengan ilmu tauhid, yang mana untuk memurnikan dan mengesakan ibadah hanya kepada Allah  menurut tuntunan syara' yang benar, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rosulullah r dan para Ulama salafunas Sholih.
Adapun untuk masalah-masalah khilafiyyah lainnya, penulis persilahkan untuk melihat kembali kepada kitab-kitab asli para ulama  yang lebih masyhur dalam bidang keilmuannya. Sedangkan penulis hanya sekedar bisa menukilkan pendapat-pendapat mereka. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan para ulama yang penulis petik pendapatnya ke dalam buku ini mendapatkan derajat yang tinggi dan mulia di sisi Allah. Serta mudah-mudahan ilmu-ilmu yang telah Allah berikan kepada mereka diberikan pula kepada kita selaku para Tholibul 'ilmi dan bermanfaat dunia akhirat.

Hal Hal Yang Dapat Mengeluarkan Dari Agama Islam
Seorang muslim juga wajib menjaga dan memelihara keimanan dan keislamannya dari hal hal yang dapat merusak aqidah, keimanan dan keislamannya dari perbuatan terkutuk yaitu riddah (murtad), ya'ni sesuatu yang dapat mengeluarkannya dari keislaman.
Telah banyak dizaman sekarang ini seseorang menganggap remeh didalam ucapannya, sehingga ia berani mengeluarkan kata kata yang dapat mengeluarkannya dari agama islam dan ia tidak memandang perkataan itu apakah dosa atau tidak, apalagi kufur. Naudzu billah min dzalik..!

Adapun murtad itu ada 3 macam yaitu :
1). Murtad dalam I'tiqod (keyakinan), contohnya seperti :
-    Ragu akan adanya Allah atau ragu dalam berbedanya Allah dengan makhluqnya, ragu akan nabi Muhammad itu utusan Allah atau bukan, ragu apakah Al Quran itu berasal dari Allah atau nabi Muhammad saw, ragu akan adanya hari kiamat, ragu akan adanya surga dan neraka, ragu akan adanya pahala dan siksa, ragu akan isro dan mi'rojnya Nabi Muhammad, ragu akan adanya mu'jizat Nabi atau adanya karomah para Wali, ragu akan tidak adanya satu sifat dari pada sifat sifat yang wajib pada Allah yang disepakati oleh para ulama
-    Menghubungkan sifat yang mustahil/tidak pantas bagi Allah
-    Menghalalkan perkara yang telah disepakati keharamannya yang telah ma'lum bagi kalangan awam. Seperti haramnya zina, mencuri, membunuh, ghosob dll
-    Mengharamkan perkara yang disepakati kehalalannya. seperti menikah dan jual beli
-    Menafikan (meniadakan) akan wajibnya perkara yang disepakati kewajibannya. Seperti sholat lima waktu, zakat puasa, haji dll
-    Mewajibkan perkara yang tidak diwajibkan atas kesepakatan ulama. Seperti menambahroka'at pada sholat atau menambahkan sujud
-    Meniadakan kesunahan yang disepakati kesunahannya. Seperti meniadakan akan sunahnya solat rowatib, sholat dhuha, tahajjud dll
-    Bermaksud akan menjadi kafir pada masa yang akan datang atau bermaksud akan melakukan hal hal murtad yang telah disebutkan
-    Ragu didalam kekufuran, tapi tidak termasuk ragu disebabkan penyakit was was
-    Mengingkari akan keshohabatan sayyidina Abi Bakar dan shohabat lainnya, mengingkari akan kerosulan seorang Rosul yang telah disepakati akan kerosulannya, mengingkari akan satu huruf yang telah disepakati dari pada Al Quran
-    Menambahkan satu huruf yang bukan dari Al Quran, yang disepakati hurufnya
-    Mendustakan akan kerosulan para Rosul, mencela para Rosul, mentasgirkan (meremehkan) nama para Rosul seperti lafadzh مُحَمَّدٌ dibaca مُحَيْمَدٌ dengan maksud menghinakan, dan meyakinkan akan bolehnya ada nabi lagi setelah nabi Muhammad saw, dan lain sebagainya yang telah disepakati oleh para ulama

2). Murtad dalam Perbuatan, contohnya seperti : sujud akan berhala, sujud akan matahari dan sujud akan makhluq yang lain. Tidak termasuk kufur apabila sujud kepada selain Allah karena dhorurot, seperti dipaksanya seorang tahanan oleh kafir akan sujud kepadanya, atau yang terjadi di zaman jepang orang indonesia dipaksa sujud pada matahari, itu semua tidak menyebabkan menjadi kufur, karena wajibnya Hifdzun Nafs (menjaga diri) dikarenakan ancaman dan kekejaman orang kafir.
Tidak termasuk kufur yaitu; ruku' apabila tidak bermaksud mengagungkan makhluq, apabila bermaksud mengagungkan makhluq dengan ruku' seperti halnya mengagungkan kepada Allah, maka itu termasuk kufur.  Apabila mengagungkan makhluq tidak seperti mengagungkan Allah itu tidak termasuk kufur tetapi haram.
Adapun kebiasan pada masyarakat yang biasa menundukan kepala atau membungkukan badan yang tidak sampai pada batas ruku' itu tidak termasuk kufur dan tidak haram, tetapi hanya sekedar makruh, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syaikh Syarqowi dan Syaikh Bujairimi.
Syaikh Ibnu Hajar dalam kitabnya Al I'lam biqowati'il Islam menjelaskan bahwa; sujudnya orang orang bodoh dikalangan sufi dihadapan para gurunya itu hukumnya haram, dan pada penjelasan yang lain hukumnya kufur. Maka dapat diketahui bahwa diantara perkataan para ulama tentang sujud dihadapan makhluq, itu ada yang kufur dan ada pula yang haram.
Adapun sujud yang kufur itu bermaksud sujudnya kepada makhluq, dan sujud yang haram yaitu bermaksud sujudnya kepada Allah, tetapi mengagungkan dengan sujud itu kepada makhluq yang ada dihadapannya dengan tidak bermaksud sujud kepadanya.      

3). Murtad dalam Perkataan, dalam hal ini banyak sekali contohnya seperti :
-    Seseorang berkata kepada seorang yang muslim dengan sebutan : hai kafir, hai yahudi, hai nashroni, hai orang yang tak beragama, dengan maksud akan menyebutnya bahwa dia itu kufur.
-    Menghina akan satu nama dari nama nama Allah
-    Menghina  atau menganggap remeh akan janji dengan surga atau pahala, menganggap remeh akan ancaman Allah dengan dosa atau siksa dalam mengerjakan sesuatu dan meninggalkannya. Seperti seseorang berkata : jikalau Allah memerintahkan sesuatu kepadaku maka aku tidak akan mengerjakannya, apabila qiblat menghadap kesana aku tidak akan sholat ke arah qiblat itu, apabila Allah memberikan surga kepadaku aku tidak akan masuk kedalamnya.
-    Seseorang berkata : jikalau Allah menyiksaku akan tidak mengerjakan sesuatu sedangkan aku dalam keadaan sakit maka Allah telah berbuat dzholim kepadaku.
-    Dan masih banyak contoh contoh yang lain yang menyebabkan murtadnya seseorang, yang mana untuk lebih jelasnya telah dimuat dalam kitab Sulamut Taufiq.

Kesimpulan
Adapun banyaknya contoh contoh kemurtadan baik dalam keyakinan, perkataan maupun perbuatan, itu semuanya atas dasar menghinakan atau menganggap remeh kepada Allah, kepada kitab kitab-Nya, kepada para Rosul-Nya, kepada para Malaikat-Nya, kepada Syiar Syiar atau tanda tanda agama-Nya, kepada hukum hukum-Nya, kepada janji dan ancama-Nya. baik hal itu termasuk kepada ma'shiyat ataupun kufur.
Hal Hal yang wajib dilakukan akibat murtad
Wajib atas seseorang yang melakukan sesuatu yang menyebabkan akan murtad baik dalam keyakinan, perkataan maupun perbuatan akan beberapa hal, yaitu :
-          Wajib kembali pada agama islam dengan cara mengucapkan dua kalimah syahadat dan mencegah atau mencabut segala sesuatu yang dapat  menyebabkan murtad
-          Wajib taubat dan menyesal atas apa apa yang dilakukannya
-          Wajib 'Azam (mempunyai tekad) untuk tidak mengulangi perbuatan murtad tersebut
-          Wajib mengqodho' atas apa apa yang ditinggalkannya dari pada kewajiban selama zaman murtadnya.
Apabila seseorang yang murtad tidak bertaubat dengan kesadarannya, maka wajib memerintahkannya akan bertaubat. Apabila ia tidak mau bertaubat maka ia akan dihukum dengan hukuman mati oleh imam/hakim berdasarkan syariat islam.
Ada beberapa hal yang menjadi tidak sah atau batalnya sesuatu hal yang dilakukan oleh seseorang yang sedang dalam keadaan murtad, diantaranya :
-          Dalam hal ibadah seperti : tidak sah puasanya, sholatnya, wudhunya dan lain sebagainya
-          Dalam hal pernikahannya yang dilakukan sebelum ia murtad, baik murtad itu terjadi sebelum ia bersetubuh atau sesudah bersetubuh, apabila ia tidak kembali pada agama islam dalam masa 'iddah, tetapi apabila ia kembali masuk agama islam dalam masa 'iddah, maka tidak batal atau langgenglah pernikahannya, karena murtad itu adalah suatu perbedaan agama yang baru muncul setelah bersetubuh, maka tidak menjadi batal pernikahan suami isteri yang salah satunya memeluk agama islam, tetapi haram mensetubuhi isterinya dan tidak mendapatkan hukuman apabila ia mensetubuhinya karena syubhat (samar) akan tetapnya pernikahan, oleh karena itu wajib bagi seorang isteri itu 'iddah dan wajib atas suaminya memberikan nafkah kepada isterinya.

-          Tidak sah akad nikahnya, ya’ni tidak sah menikahnya salah seorang calon pengantin pria maupun wanita yang murtad.
-          Haram menyembelih hewan dan tidak sah hewan yang disembelih olehnya.
-          Si murtad Tidak sah mendapatkan harta warisan dari keluarganya, baik yang murtad, yang islam ataupun yang kafir, karena tidak ada saling tolong menolong antara ia dan agama yang lainnya
-          Seseorang dari keluarganya tidak sah menerima warisan dari si murtad
-          Tidak boleh di sholatkan mayatnya, karena haramnya mensholatkan akan kafir
-          Tidak wajib memandikan mayatnya, tetapi hanya sekedar jaiz (boleh) memandikannya
-          Tidak wajib dikubur mayatnya, seperti halnya kafir haroby (kafir yang memerangi umat islam), bahkan boleh menelantarkan atau memberikan mayat/bangkainya pada anjing
-          Tidak boleh dikubur ditempat kuburannya orang orang islam, tetapi boleh mengkuburkannya ditempat kuburannya orang orang kafir.
-          Semua hartanya itu termasuk hartai Fai’, ya'ni harta yang dikembalikan untuk muslimin. karena Allah  menciptakan sesuatu didunia itu untuk muslimin agar membantu akan tho'atnya kepada Allah, maka haknya itu dikembalikan kepada muslimin  yang mana telah diatur dalam ilmu fiqh.

Penutup

Alhamdulillah kita telah selesai membahas tentang pokok pokok tauhid ini, mudah mudahan ada manfaatnya bagi kita semua, dan mudah mudahan kita bisa mengamalkannya, sehingga kita menjadi manusia yang bertauhid, yang hanya menyembah dan meminta pertolongan serta bertawakkal kepada-Nya, tentunya setelah kita berikhtiyar menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, para keluarganya, para sahabatnya dan mudah mudahan kita senantiasa mendapatkan Syafa’at dari beliau. Mudah mudahan amaliyyah kita sehari hari dijadikan amal yang sholih dan ikhlash serta diridhoi oleh Allah. Amiin....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar