BAB VII
AQOID SAM'IYYAH
Ta’rif Aqoid Sam’iyyah
اَلْعَقَائِدُ السَّمْعِيَّةُ هِيَ
الْعَقَائِدُ الَّتِى تَتَعَلَّقُ بِإِيْمَانِ الْمَرْءِ إِلَى مَا أَوْجَبَ
إِلَيْهِ الشَّرْعُ
“ 'Aqoid Iman yaitu keyakinan keyakinan yang berkaitan dengan
Iman (kepercayaan) seseorang akan perkara yang telah diwajibkan oleh
Syara’/agama islam (Allah dan Rosul-Nya) “
'Aqoid Sam'iyyah yaitu segala sesuatu
yang harus diyakinkan dan dima'rifatkan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Berbeda dengan 'Aqoid Uluhiyyah dan 'Aqoid Nabawiyyah yang bersumber dari akal, yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.
Setiap Mukallaf
wajib meyakinkan Aqoid Sam'iyyah yang diantaranya :
1.
Pangkat Nabi dan Rosul adalah suatu
karunia dari Allah yang diberikan kepada
seseorang yang Dia kehendaki dan Dia tentukan, yang mana tidak bisa diusahakan
oleh siapa pun dengan cara ibadah atau lainnya. Adapun pangkat Wali itu bisa diusahakan dengan cara ibadah atau lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 74 :
يَخْتَصُّ
بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (٧٤)
" Allah menentukan rahmat-Nya
(kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang
besar.
2.
Tidak akan ada Nabi atau Rosul setelah
Nabi Muhammad SAW berdasarkan firman Allahr dalam surat Al Ahzab ayat 40 :
مَّا كَانَ
مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ
ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
" (Nabi) Muhammad itu sekali kali
bukanlah bapak dari seorang laki laki diantara kalian, tetapi dia adalah
Rosulullah dan penutup Para Nabi. Dan adalah Allahr maha mengetahui segala sesuatu "
Nabi Muhammad SAW bersabda :
أَناَ مُحَمَّدٌ النَّبِيُّ اْلأُمِّيُّ لاَ
نبي بَعْدِيْ ....{رواه أحمد}
"
Saya adalah Muhammad, seorang Nabi yang Ummy
(tidak bisa membaca dan menulis),Tidak ada Nabi setelahku… "
Barang
siapa ada seseorang yang mengaku dirinya sebagai Nabi atau Rosul, maka ia telah
mengambil paham yang sesat dan menyesatkan umat manusia, serta keluar dari
syari’at (ajaran agama) Islam yang benar, yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw
sebagai Nabi dan Rosul terakhir, yang mana beliau membawa syariat terakhir
sampai hari kiamat.
Adapun
turunnya Nabi Isa AS ke dunia itu bukannya membawa kembali
syariat baru, tetapi meneruskan syariat yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sampai hari kiamat tiba. Jadi kita
sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus meyakinkan bahwa tidak akan ada
lagi Nabi atau Rosul yang membawa Syariat baru setelah Nabi Muhammad.
Sebagaimana terdapat dalam kitab Syarh Ar-Raudh Juz III :
قَالَ تَعَالىَ :و لكن رسول الله وخاتم النبيين
وَلاَ يُعَارِضُهُ مَا ثَبَتَ مِنْ نُزُوْلِ عِيْسَى عَلَيْه السَّلاَمُ أَخِرَ
الزَّمَانِ لِأَنَّهُ لاَ يَأْتِيْ بِطَرِيْقَةٍ نَاسِخَةٍ بَلْ مُقَرِّرَةٍ
لِشَرِيْعَةِ نَبِيِّنَا عَامِلاً بِهَا
"
Allah berfirman (Al Ahzab :40)
"….akan tetapi Rosulullah dan
penutup para Nabi" firman Allah Itersebut tidak bertentangan dengan (hadits) yang menjelaskan
tentang turunnya Nabi Isa di akhir
zaman, karena ia tidak akan datang dengan ajaran yang menghapuskan ajaran
(syari'at) Nabi Muhammad r, tapi justru akan menetapkannya dan mengamalkannya
"
3.
Makhluq Allah yang paling mulia dan
paling utama adalah Nabi Muhammad,
karena beliau adalah makhluq yang paling tho'at kepada Allah dan paling dicintai oleh Allah, akhlaq beliau sangat disegani baik oleh kawan
maupun lawan. Karena kemuliaan akhlaq beliaulah tiap tutur katanya menjadi
mutiara yang paling berharga, tingkah lakunya menjadi panutan, bahkan diamnya
pun menjadi sebuah hikmah, sehingga akhlaq beliau menjadi ketetapan ketetapan
hukum setelah Al Quran, yang biasa dikatakan Hadits atau Sunah Nabi, yang mana
dapat diambil hikmah oleh umatnya.
Dalam waktu singkat Rosulullah menjadi pemimpin yang berjiwa reformer
sejati. Merubah kaum yang biadab menjadi kaum yang beradab, merubah umat yang
terpecah belah menjadi umat yang bersatu padu, merubah masyarakat yang tidak
mengenal Tuhan menjadi masyarakat yang bertauhid. Kesuksesan besar yang
dilakukan karena akhlaq atau budi pekerti beliau yang sangat mulia, yang harus
kita jadikan teladan dalam hidup apabila kita ingin senantiasa mendapatkan
rahmat dari Allah. Sebagaimana Allah memuji tentang keteladanan beliau dalam
surat Al-Ahzab ayat 21 :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ
وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
" Sesungguhnya Telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.
Dan surat Al-Qolam
ayat 4 :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
" Dan
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung"
4.
Para Nabi dan Rosul mempunyai mu'jizat
yang diberikan Allah kepadanya untuk membawa manusia ke jalan yang diridhoi
oleh sang Pencipta, serta untuk mengalahkan hujjah orang orang yang ingkar
kepadanya, sehingga mereka dapat menerima ajaran agama yang dibawanya.
5.
Para Waliyyullah mempunyai karomah yang
diberikan Allah kepadanya juga untuk membawa manusia ke jalan
yang benar.
6. Nabi Muhammad
diutus untuk jin dan manusia, bahkan beliau
diutus untuk seluruhMakhluq.
7.
Seluruh Nabi dan Rosul adalah dima'shum
(dijaga) oleh Allah dari berbuat ma'shiyyat,
karena mereka tersifati oleh sifat amanah.
Adapun kejadian yang terjadi pada waktu
Nabi Adam memakan buah yang dilarang
oleh Allah disurga, maka menurut sebagian Ulama mengatakan bahwa pada saat Nabi
Adam berada di surga, beliau belum
dilantik oleh Allah swt sebagai Nabi atau Rosul, tapi sebagai sosok manusia
yang pertama kali diciptakan oleh Allah , walaupun
kenyataannya yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt itu adalah Nur Nabi
Muhammad . Baru setelah Nabi Adam diturunkan ke alam dunia beliau dilantik oleh
Allah sebagai Nabi dan Rosul Allah untuk
mengajak umat manusia ke jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah . Dan perlu
diketahui bahwa semua kejadian ini sudah ditentukan dan ditaqdirkan oleh Allah
swt, yang mana banyak mengandung hikmah.
Tapi menurut sebagian ulama lagi bahwa Nabi Adam u ketika memakan buah, keadaannya sedang diberikan lupa oleh
Allah. Atau keadaan Nabi Adam ketika itu
tidak lupa, hanya saja beliau tertarik derajatnya ingin seperti malaikat atau
kekal di dalam surga, tiada lain karena beliau yakin dengan menjadi malaikat
atau kekal di surga lebih dekat kepada yang dicintai, yakni Allah . Siapa yang
tidak ingin dekat dengan yang dicintai.
Kita sebagai muslim seharusnya tidak mempersoalkan masalah
ini, karena kiata harus meyakini bahwa yang terjadi pada Nabi Adam memakan buah yang dilarang oleh Allah itu sudah diatur dan diprosedur oleh Allah ,
sebagai sebab untuk diturunkannya ke muka sebagai kholifah. Sehingga Nabi
Adam tidak berdosa, atau walaupun Nabi Adam berdosa dengan kejadian tersebut Allah
mengenalkan kepada beliau bagaimana apabila seseorang melakukan kesalahan, maka
Allah ajarkan dengan cara taubat,
memohon ampun kepada-Nya.
Maka kita sebagai muslim harus senantiasa berbaik sangka dan
harus mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa Nabi Adam, karena kejadian
itu adalah merupakan sebab diturunkannya beliau ke bumi untuk dijadikan
khalifah. Sebagaimana firman Allah :
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى
ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا
وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ
إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
" Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui."
8.
Syariat Nabi Muhammad tidak akan ada yang menasakh
(menyalin/menghapus) dan menggantinya, kecuali dinasakh oleh syariatnya
sendiri sampai hari kiamat. Oleh karena itu
barang siapa ada seseorang yang mengaku membawa syariat baru apalagi mengaku
nabi, serta menghapus syariat Nabi, maka syariat yang dibawanya itu adalah
bathil.
9.
Nabi Muhammad itu benar benar telah diisro’ dan dimi'rojkan
oleh Allah sebagai penghibur dan
penenang jiwa bagi Nabi Muhammad , serta untuk membawa tugas kewajiban dari
Allah yaitu sholat lima waktu. Karena
pada saat sebelum diisro dan dimi’rojkan beliau mengalami kesedihan, sedih
karena ditinggalkan oleh Isteri dan pamannya yang meninggal dunia, yaitu Siti
Khodijjah dan Abu Tholib. Yang mana keduanya
adalah merupakan orang yang terdekat dengan Nabi , yang selalu membantunya
dalam menyebarkan agama islam.sebagaimana Firman-Nya dalam surat Al-Isro ayat 1
:
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ
الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ
مِنۡ اٰيٰتِنَا ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ
" Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi
sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Secara
gamblang ayat ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad melaksanakan isro' dan mi'roj itu dengan ruh
dan jasadnya, karena dalam Al-Quran Allah
menyebutkan dengan redaksi lafadz "'Abdihi (hambanya)". Yang disebut hamba tentu mencangkup ruh dan jasad. Seseorang yang tanpa ruh disebut mayit dan jika tanpa jasad
dinamakan demit. Karena yang diberangkatkan oleh AllahI adalah seorang hamba termulia, yaitu Nabi Muhammad , maka
sudah tentu yang melakukan perjalanan itu adalah ruh dan jasad beliau. Hal itu
bukan sesuatu yang tidak mungkin. Sangat mungkin sekali, sebab beliau tidak
berangkat dengan kemauan sendiri, Allah
yang berkehendak. Tak ada sesuatu yang mustahil bagi Allah jika Dia
menghendaki.
Ibarat seekor semut yang "menumpang" naik pesawat
terbang dari jakarta menuju surabaya, kemudian kembali lagi ke jakarta. Yang
pasti kaum semut tidak percaya akan cerita si semut yang telah melakukan
perjalanan dalam waktu sesingkat itu. Tapi hal itu sangat mungkin terjadi,
sebab dia memakai kendaraan yang kecepatannya tidak terbayangkan oleh kaum
semut. Begitu juga dengan isro' mi'roj Nabi SAW.
Peristiwa itu tidak terbayangkan oleh akal manusia, sebab yang digunakan Nabi SAW adalah kendaraan yang kecepatannya diluar jangkauan serta
tidak pernah terbayangkan oleh akal manusia, yakni buroq.
10.
Generasi termulia diantara umat Nabi
Muhammadr adalah para sohabat, kemudan para
taabi'in dan taabi' tabi'in. Sebagaimana
Rosulullah r bersabda :
خَيْرُ أُمَّتِى اَلْقَرْنُ
اللَّذِىْ بُعِثْتُ فِيْهِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ
يَلُوْنَهُمْ ..
" Sebaik
baik umatku adalah masa yang dimana aku diutus pada masa tersebut (Shohabat),
kemudian yang mengiringinya (Tabi’in), kemudian yang mengiringinya (Tabi’
tabi’in)….(HR.Muslim)
11.
Setiap yang memiliki nyawa akan
mengalami kematian. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 185 :
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ
ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ
إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
"
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan "
Setiap yang bernyawa pasti akan
mengalami kematian, dan itu tidak bisa dipungkiri, walau sekalipun kita lari ke
ujung dunia, kematian tetap akan menghampiri kita, dan kita tidak tahu kapan
kematian itu tiba, karena itu adalah termasuk rahasia Allah. Tiada satu pun manusia yang mampu mengetahui rahasia Allah.
Walau ada sebagian manusia yang mampu meraba-raba dan menerka, tapi kepastian
tetaplah dipegang oleh-Nya.
12.
Akan
terjadinya hari kiamat, dan dihari kiamat semua Makhluq akan binasa kecuali yang
ditetapkan dalam Hadits yaitu Qolam, Arasy, Lauhil Mahfudz, Tulang ekor
manusia, kursi, Arwah, Surga dan Neraka,
sebagaimana yang telah dijelaskan pada sifat baqo'.
13.
Di Alam Barzakh (kubur) ada pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, Serta ada ni'mat dan siksa kubur. Sebagai gambaran bahwa apabila seseorang mendapatkan
keni’matan di dalam kubur, maka orang tersebut termasuk orang yang beruntung,
karena akan bahagia di akhirat kelak. Tapi apabila seseorang mendapatkan siksa
si di dalam kubur, maka orang itu termasuk orang yang merugi, karena akan
celaka dan bersedih di akhirat kelak, serta menyesali perbuatannya ketika di
dunia, Naudzu billah…!
14.
Adanya hari berbangkit (Yaumul ba'ts),
ya'ni dibangkitkannya manusia setelah meninggal dunia pada hari kiamat kelak.
Allah berfirman :
زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟ ۚ قُلْ
بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ
عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
" Orang-orang
yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah:
"Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, Kemudian akan
diberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan." yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (At Taghobun :7)
15.
Adanya Alam Mahsyar, yaitu tempat berkumpulnya Makhluq setelah dihidupkan kembali.
Allah swt berfirman :
قُلْ إِنَّ
الأوَّلِينَ وَالآخِرِينَ (49) لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
" Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu
dan orang-orang yang terkemudian,Benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu
pada hari yang dikenal. (Al Waqi'ah :
49-50)
Para Ulama telah sepakat tentang adanya hari berbangkit ini.
Disaat manusia tengah dibangkitkan, mereka dalam keadaan telanjang kaki, tanpa
pakaian, dan belum dikhitan.
16.
Adanya Mauqif, yaitu tempat menunggu
hisaban amal (amal perbuatan yang diperhitungkan ketika di dunia)
setelah dialam mahsyar. Sebagaimana Allah berfirman :
فَأَمَّا مَنْ أُوْتِىَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖۙ فَسَوْفَ
يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا وَيَنْقَلِبُ اِلٰٓى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًا وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتٰبَهٗ وَرَآءَ
ظَهْرِهٖۙۦ فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًا وَّيَصْلٰى سَعِيْرًاۗ ﴿الإنشقاق: ١٢ -٨)
" Adapun orang yang diberikan
kitabnya dari sebelah kanannya, Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang
mudah, Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira. Adapun orang-orang yang diberikan
kitabnya dari belakang, Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan
dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (Al Insyiqoq :7-12)
17. Setiap manusia akan
mendapatkan buku catatan amal masing masing yang kemudian
akan ditimbang. Allah berfirman :
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ
فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ
خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فِى جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ
" Barangsiapa
yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka mereka Itulah orang-orang yang dapat keberuntungan.
Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka jahannam.(Al Mu'minun
:102-103)
Adapun orang mu'min mengambil buku catatannya (kitabnya)
dengan tangan kanannya seraya bergembira dan berseru, sebagaimana difirmankan
oleh Allah :
فَأَمَّا مَنْ
أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقْرَءُوا۟ كِتَٰبِيَهْ
" Adapun
orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya[1508] dari sebelah kanannya, Maka
dia berkata: "Ambillah, Bacalah kitabku (ini)" (Al Haaqqoh :19).
Sedangkan orang kafir mengembil kitabnya dengan tangan kiri
atau dari balik punggungnya seraya memaki dan mengumpat
18. Adanya Shiroth (jembatan) yang membentang dari Mauqif ke
Surga yang berada
diatas Neraka, yang dilewati
oleh seluruh manusia mencapai surga.
Adapun orang yang
pertama kali meniti shiroth diantara para Nabi adalah Nabi Muhammad . Sedangkan
yang pertama kali menyebranginya diantara umat manusia adalah umat Nabi Muhammad
. Hal ini berdasarkan hadits Nabi :
فَيَتَّبِعُونَهُ
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَىْ جَهَنَّمَ فَأَكُونُ أَنَاوَأُمَّتِي
أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلاَّ الرُّسُلُ وَدَعْوَى
الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ
" Kemudian diletakkanlah titian itu
diatas neraka jahannam, maka adalah Aku dan Umatkulah yang pertama kali meniti
shiroth. Dimana pada saat itu, tidak ada seorang yang mampu berbicara kecuali
Rosul. Ia berdo'a : Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah " (HR.
Bukhori dalam kitab Tauhid, bab firman Allah dalam surat Al Qiyaamah, 22-23
;7437, dari hadits Abi Hurairah)
19.
Akan adanya Syafa'at Nabi Muhammadr diakhirat kelak, yang disebut Syafa'atul 'udzma (pertolongan yang besar). Kata syafa'at menurut bahasa berarti menggenapkan. Sedangkan
menurut isthilah syara', kata syafa'at berarti menengahi orang lain dengan
tujuan mendapatkan manfaat atau menolak bahaya. Pada hari kiamat kelak syafa'at
terbagi menjadi dua, yaitu syafa'at khusus bagi Nabi Muhammad, dan juga
syafa'at umum baginya dan bagi orang lain.
20.
Nabi Muhammad memiliki haudh (telaga) yang disebut
Telaga Kautsar, yang akan diminum oleh umatnya sebelum memasuki Surga. Kata Al Haudh secara bahasa berarti Al Jam'u (berkumpul).
Biasanya kata ini dinisbatkan kepada kumpulan air. Adapun secara syara' berarti
'kumpulan air yang turun dari telaga kautsar pada hari kiamat, yang
diperuntukan bagi Nabi Muhammad. Hal ini terdapat dalam hadits Rosul dan telah
disepakati oleh Ulama.
Nabi bersabda :
"Sesungguhnya
aku adalah yang pertama kali memiliki
haudh (telaga) " (HR.
Bukhori, dalam kitab Ar Riqaaq, bab Haudh 6583, 6584.)
Dengan
demikian para ulama salaf telah sepakat tentang adanya haudh ini, kecuali kaum
mu'tazilah yang mengingkarinya. Pengingkaran mereka ini dapat kita bantah
dengan beberapa alasan, diantaranya adalah; banyak hadits yang menjelaskan
tentang adanya haudh ini. Mengingkari keberadaannya, berarti juga mengingkari hadits
hasits Rosulullah r, yang sebagian hampir mencapai tingkat mutawattir.
21.
Adanya pembalasan yang setimpal dengan
kesalahan dan adanya balasan pahala sepuluh kali lipat dari kebaikan yang dikerjakan. Hal ini berdasarkan firman Allah I :
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ
فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰٓ
إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
" Barangsiapa membawa amal yang
baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang
membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang
dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
22.
Dengan menjauhi dosa besar, akan
diampuni dosa kecil yang bertalian dengan haq AllahI, bukan yang bertalian dengan haq
Manusia. Karena dosa yang berkaitan dengan manusia itu harus dengan adanya
penerimaan maaf dari orang yang telah disakiti atau dzholimi, atau dilakukan
dengan cara meminta maaf kepada orang tersebut, walaupun orang yang didzholimi
tersebut tidak memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf, maka tetap orang
yang mempunyai kesalahan dan meminta maaf tersebut bebas dari dosa yang
berkaitan dengan manusia, karena ia telah berusaha untuk meminta maaf kepada
orang tersebut.
23.
Disurga Orang yang beriman akan melihat dzat
Allah yang Mukholafah lil hawadits.
Sebagaimana firman Allah :
وجوه
يومئذ ناضرة إلى ربها ناظرة
" Wajah-wajah (orang-orang mukmin)
pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.
24.
Akan adanya tanda tanda kiamat antara lain :
-
Perang
akhir zaman (Armageddon)
-
Munculnya Imam Mahdi
-
Perang
melawan semenanjung Arabia
-
Perang
melawan Persia
-
Pengkhianatan
Rum dan kedatangan mereka untuk menyerang
-
Pertempuran
besar (Malhamah Kubra)
-
Penaklukan
Konstantin
-
Munculnya
dajjal
-
Turunnya Nabi Isa bin Maryamu dan terbunuhnya dajjal
-
Perang
melawan yahudi
-
Penaklukan
Roma
-
Perang
dengan bangsa turk (cina, rusia, jepang, mongol dan sejenisnya
-
Munculnya
ya'juj dan ma'juj
-
Masa-masa
aman
-
Wafatnya
Nabi Isa dan Imam Mahdi
-
Terbitnya matahari disebelah barat
-
Keluarnya
binatang bumi yang dapat berbicara
-
Keluarnya
asap
-
Datangnya angin lembut yang bertiup untuk mengambil arwah orang mu'min
-
Penghalalan
Baitullah dan penghancuran ka'bah
-
Kehancuran
Madinah dan keluarnya manusia darinya
-
Pembenaman
bumi di timur, barat dan tanah arab
-
Munculnya
api yang menggiring manusia ke mahsyar
-
Berdirinya
kiamat
-
Peniupan
sangsakala dan kehancuran alam semesta
-
Peniupan
kedua dan kebangkitan seluruh makhluq serta berkumpulnya mereka di padang
mahsyar
Hal Hal Lain Yang Wajib Diketahui
Nasab (Keturunan) Nabi Muhammad
Setiap
Mukallaf juga wajib mengetahui Nasab Nabi Muhammad dari jihat ayahnya dan jihat ibunya, serta
wajib mengetahui isteri isteri dan anak anaknya.
Nasab Nabi Muhammad dari jihat ayahnya yaitu : Muhammad bin
(putra) Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusoy bin
Kilab bin Murroh bin Ka'ab bin Luay bin Gholib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Ma'ad bin
Adnan. Dan tidak ada riwayat shohih yang mencatat keturunan dari Adnan sampai Nabi Adam.
Nasab Nabi Muhammad rdari jihat Ibunya yaitu : Muhammad bin
Aminah binti (puteri) Wahab bin 'Abdi Manaf bin Zuhroh bin Kilab. Maka ujung
ujungnya nasab Nabi Muhammad dari jihat ayah dan ibunya bertemu pada kakeknya
yang kelima yaitu Kilab.
Para
Istri Nabi Muhammad
Para istri Nabi Muhammad
adalah para pendamping beliau di dunia dan di akhirat. Mereka adalah ibu
kaum muslimin yang harus dihormati dan diagungkan sesuai dengan status mereka
sebagai istri penutup para Nabi.
Diantara
istri-istri Nabi Muhammad adalah :
1.
Khadijah
binti Khuwallid, ia menikah dengan Nabi Muhammad setelah sebelumnya sempat menikah dengan Atiq
bin 'Abid dan Abu Thalhah At Tamimi. Ia meninggal dunia pada tahun ke 10 H.
2.
'Aisyah
binti Abu bakar As-Shddiq, ia menikah dengan Rosulullah pada usianya yang ke
enam tahun, namun Rosulullah r
baru bercampur dengannya (berhubungan intim,Ed.) setelah ia berusia sembilan
tahun. 'Aisyah adalah istri Rosulullah r yang ketika sebelum menikah dengan beliau adalah statusnya
perawan, sedangkan istri-istri beliau yang lainnya sebelum menikah dengan
beliau status mereka adalah janda. Sehingga wajar 'Aisyah adalah isteri yang
paling dicintai setelah siti Khodijah meninggal dunia dan disayangi oleh Nabi,
dan istri istri yang lainnya juga menyadari hal itu, sehingga mereka rela
memberikan waktu gilirannya diberikan kepada 'Aisyah, demi menyenangkan hati
Rosulullah r. Aisyah meninggal dunia pada tahun 58 H.
3.
Saudah
binti Zam'ah Al 'Amiriyah, ia menikah dengan Rosulullah r setelah menikah lebih dahulu denganSukron bin 'Amir. Ia
meninggal dunia pada akhir khilafah 'Umar bin Khottob, ada juga yang mengatakan
pada tahun 54 H.
4.
Hafshoh
binti 'Umar bin Khottob, ia menikah dengan Rosulullah r setelah menikah dengan Khunais bin Hudzaifah yang gugur pada
perang uhud.. Hafshoh meninggal dunia pada tahun 41 H
5.
Zainab
binti Khuzaimah Al Hilaliyyah yang dikenal dengan panggilan Ummul Masakin
(ibunya orang orang miskin). ia menikah dengan Rosulullah r setelah suaminya, yakni Abdullah bin Jahsyin gugur dalam
perang uhud. Zainab sendiri meninggal pada tahun 4 H.
6.
Ummu
Salamah, Hindun binti AbuUmayah Al Makhzumiyyah, ia menikah dengan Rosulullah r setelah suaminya, yakni Abu Salamah, 'Abdullah bin Asad
meninggal dunia akibat luka luka yang dideritanya pda peperangan uhud. Ummu
Salamah sendiri meninggal dunia pada tahun 61 H.
7.
Zainab
binti Zahsyin Al Asadiyyah, putri bibi Rosulullah r, ia menikah dengan Rosulullah r setelah diceraikan oleh Zaid bin Haritsah pada tahun ke 5 H.
Zainab sendiri meninggal pada tahun 20 H.
8.
Juwairiyyah
binti Al Harits Al Khozaiyyah, ia menikah dengan Rosulullah r setelah menikah dengan Musafi' bin Sofwan, dan menurut
sebagian Ulama, suaminya yang pertama adalah Malik bin Sofwan pada tahun 6 H.
9.
Ummu
Habibah, Romlah binti Abu Sufyan, sebelumnya ia adalah istri Abdullah Jahsyin
yang pernah masuk islam lalu murtad. Ummu Habibah meninggal dunia pada
pemerintahan saudaranya, yakni pada tahun 44 H.
10.
Shofiyyah
binti Huyai bin Akhthob, dari bani Nadhir, yang masih keturunan Harun bin
'Imron, saudara Nabi Musa u.
Rosulullah r mengambilnya pada peperangan Khaibar, lalu memerdekakannya.
Sebelumnya ia menikah dengan Salam bin Musykin dan Kinanah bin Abul Hakiq pada
tahun 6 H. Ia meninggal dunia pada tahun 60 H.
11.
Maimunah
binti Harits Al Hilaliyah, ia menikah dengan Rosulullah pada tahun 7 H.,
sebelumnya ia pernah menikah dengan Ibn 'Abdul Yalail dan 'Abdurrohim bin
'Abdul Uzza. Maimunah meninggal dunia pada tahun 51 H.
Semua istri
Rosulullah meninggal dunia setelah
beliau wafat, kecuali dua orang yang lebih dahulu meninggal yaitu Khodijah
binti Khuwailid dan Zainab binti Khuza'ah. Adapun yang lainnya meninnggal dunia
setelah wafatnya baginda Nabi Muhammad.
Selain istri-istrinya tersebut, Rosulullah masih
memiliki dua istri lagi yang belum beliau gauli. Keduanya adalah ;
1. Asma binti Nu'man Al Kindiah ra,
Nabi menceraikannya, dan ia pun menikah
dengan Al Muhajir bin Abi Umayah.
2. Aminah binti Nu'man bin Syahrabil Al
Jauriyah ra, ia pun diceraikan oleh Nabi Muhammad.
Diantara para
istri Rosulullah tersebut yang paling
utama adalah Khadijah binti Khuwailid dan 'Aisyah binti Abi Bakar As-Shidiq.
Keduanya memiliki kelebihan masing masing. Al-Hafidzh Al-Dzahabi dalam kitab
Sairi A'lam An Nubalaa, (140;2) mengatakan tentang riwayat hidup 'Aisyah : "ia ('Aisyah) adalah
seorang wanita berkulit putih yang cantik, sehingga Rosulullah memanggilnya dengan Humairoh (putih yang
kemerah merahan). Dan Nabi tidak pernah
menikahi wanita yang yang masih gadis selain dirinya.
Pada masa masa
awal islam, Khodijah banyak membantu Nabi Muhammad dalam penyebaran agama islam. Begitu juga
dengan 'Aisyah yang juga banyak membantu beliau dalam menyebarkan ilmu dan
sebagaimana juga ia adalah seorang perawi hadits. Allah pun memberikan keutamaan kepadanya dengan
membebaskannya dari tuduhan zina ketika terjadi peristiwa 'haditsul ifki'.
Ketika Nabi Muhammadr wafat beliau meninggalkan sembilan
isteri, yang hal ini adalah termasuk kekhususan Nabi Muhammadr yang tidak diberikan kepada umatnya,
yaitu : Siti 'Aisyah, Siti Hafshoh, Siti Saudah, Siti Maimunah, Siti Shofiyyah,
Siti Romlah, Siti Hindun, Siti Zainab dan Siti Juwawiriyyah
Para putra dan putri Nabi
Putera dan puteri Nabi Muhammadr ada 7 yaitu : Sayyidina Qoosim,
Sayyiduna Abdullah, Sayyidina Ibrohim, Sayyidatuna Zainab, Sayyidatuna
Ruqoyyah, Sayyidatuna Fathimah dan Sayyidatuna Umi Kultsum. Semua putera dan
puteri Nabi Muhammad lahir dari isteri yang pertama yaitu siti Khodijah, kecuali
Sayyiduna Ibrohim, beliau lahir dari siti Mariyyah.
Keutamaan Nabi Muhammad
Diantara keutamaan keutamaan yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad r
adalah :
1. Beliau merupakan penutup para Nabi.
Sebagaimana Allah I
berfirman dalam surat Al Ahzab : 40 :
مَّا كَانَ
مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ
ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
" (Nabi) Muhammad itu sekali kali bukanlah bapak
dari seorang laki laki diantara kalian, tetapi dia adalah Rosulullah dan
penutup Para Nabi. Dan adalah Allah maha mengetahui
segala sesuatu "
2.
Beliau
adalah pemimpin para Rosul . hal ini terbukti pada peristiwa Isro' dan Mi'roj,
yakni ketika beliau menjadi Imam mereka.
3.
Tidak
sempurna iman seseorang hingga ia beriman kepada risalah Nabi Muhammad.
Sebagaimana Allah I
berfirman dalam surat An Nisa ayat 65 :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا
شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
4.
Manusia
tidak akan diadili dihadapan Allah, melainkan setelah mendapatkan syafa'at dari
Nabi Muhammad .
5.
Umat
Nabi Muhammad adalah umat yang pertama
kali masuk surga. Sebagaimana sabda beliau :
"
Kita adalah umat paling akhir, akan tetapi paling awal masuk surga pada hari
pembalasan kelak. "
6.
Nabi
Muhammad adalah orang yang memegang
bendera Alhamd (pujian) pada hari kiamat, dan orang yang pertama kali
memberikan syafa'at dengan idzin Allah I, serta Nabi r
mengatakan demikian tidak ada unsur kesombongan. Hal ini berdasarkan hadits Abu
Sa'id Al Khudri, bahwasanya beliau bersabda :
أَناَ سَيِّدُ وَلَدِ
اَدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ وَبِيَدَيَّ لِوَاءُ الْحَمْدِ وَلاَ
فَخْرَ وَمَا مِنْ بَنِيْ اَدَمَ يَوْمَئِذٍ فَمَنْ سِوَاهُ إِلاَّ تحَتَ لِوَاِئْ
وَأَنَا أَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ وَلاَ فَخْرَ
Aku
adalah pemimpin anak anak Adam pada hari kiamat kelak serta tidak bermaksud
sombong. Ditanganku bendera 'hamd" (pujian) serta tidak bermaksud sombong.
Dan tidak ada seorang pun anak Adam kecuali berada dibawah naungan benderaku.
Dan aku adalah orang yang pertama kali memberikan syafa'at dan pertama kali
orang yang diberikan syafa'at dan tidak bermaksud sombong (Hr. Imam Turmudzi,
Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad)
7.
Orang
yang mendapatkan pujian dari semua makhluq dan mendapatkan maqoman mahmudan
(kedudukan yang terpuji). Sebagaimana firman Allah I dalam surat Al isro',79 :
عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ
رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
" Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ke tempat yang Terpuji.
8.
Umat
Nabi Muhammad adalah sebaik baik umat.
Sebagaimana Allah berfirman :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ
" Kalian adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah…(Ali Imron :110)
9.
Dan
masih banyak lagi keutamaan Nabi yang
disebutkan oleh para Ulama di dalam kitab sejarahnya
Keyakinan Yang Dianggap Tabu Di
Masyarakat
Di
zaman yang serba canggih ini ada sebagian orang atau kelompok muslim yang
memandang perilaku keagamaan yang telah menjadi tradisi yang menyatu dengan
masyarakat muslim indonesia mereka anggap menyimpang jauh dari tuntunan dan
ajaran islam. Sebab menurut mereka, tradisi yang sudah berlaku di masyarakat
muslim di indonesia itu adalah bid'ah, tahayyul dan khurafat. Pendapat kaum
modernis tersebut seolah olah meragukan landasan teologis (tauhid), bahkan
cenderung meragukan kemurnian ajaran islam yang tumbuh dan berkembang.
Padahal
Kalau diteliti secara mendalam, amal ibadah maupun mu'amalah yang berkembang
dan berurat akar dalam tradisi indonesia tersebut memiliki landasan yang kokoh
dan kuat, baik dari Al-Quran, Al-Hadits dan pendapat para Ulama. Bahkan tak
jarang masalah-masalah khilafiyyah yang selalu dipertentangkan oleh sebagian
umat islam tersebut, ironisnya justru ditemui pandangan yang berbeda dari
ulama-ulama rujukan mereka.
Tapi
yang lebih diharapkan dan terpenting adalah kita harus saling menghormati dan
menghargai perbedaan pendapat, sebab berbeda pendapat itu adalah sunnatullah
dan merupakan rahmat Allah bagi orang
yang berlapang dada menerima perbedaan sekaligus mampu mengelolanya dengan
baik.
Janganlah
perbedaan itu dijadikan suatu hal yang dapat menjadikan permusuhan dan
pertikaian antar sesama umat islam, tapi jadikanlah perbedaan pendapat itu
sebagai suatu sikap untuk bisa saling menghargai satu sama lain.
Adapun
hal-hal yang dianggap tabu, padahal sudah berlaku sejak dahulu kala yang
menunjukan bahwa tradisi keagamaan yang berkembang di tengah-tengah kehidupan
masyarakat muslim indonesia tidak menyimpang dari tuntunan agama dan merupakan
warisan ulama salafuna al-sholih sebagai hasil ijtihad yang bisa
dipertanggung jawabkan, diantaranya :
1.
Mengharapkan Barokah
Seringkali
kita mendengar istilah "barokah" namun terkadang kita tidak
mengetahui apa, dimana dan bagaimana makna barokah itu? Karena kita tidak
mengetahui apa arti sebenarnya barokah itu, maka di zaman yang modern dimana
tekhnologi serba canggih ini banyak kelompok baru yang mengatakan bahwa
mengharapkan barokah itu adalah syirik. Karena barokah sifatnya irasional, maka
termasuk kategori ghaib.
Sejak
munculnya kaum rasionalis pada abad keXVII yang disponsori oleh Immanuel
Kant dengan mottonya yang terkenal "Sapera Aude"
(beranikan kamu menggunakan pikiranmu) maka kegiatan dan tenaga pikir semakin
bertambah luas, serta permainan rasa semakin berkurang.
Dalam
perkembangan selanjutnya terjadilah ketidak seimbangan kemajuan pikir dan rasa.
Hal ini dapat diteliti sebab serta akibat hubungan dan saling pengaruh
perkembangan kebudayaan. Orang lebih terpengaruh oleh hal-hal yang konkrit dari
pada hal-hal yang abstrak. Segi lahiriyah lebih menarik perhatian mereka dari
pada segi rohaniah. Aspek materil lebih dinikmati dari pada aspek spiritual.
Yang riil lebih berkesan dari pada yang ghaib.
Dengan
semakin menonjolnya rasionalisasi dalam era globalisasi ini, maka peranan dan
aktifitas rasa semakin mundur dan tergeser. Kini yang dipandang wajar, sehat,
dan benar adalah yang rasional, yang bisa diteliti dan dapat dibuktikan secara
ilmiah.
Makin
berkembangnya sains dan tekhnologi komunikasi sebagi produk pikir, makin
diejeklah hal-hal yang ghaib, makin tak dihiraukan sesuatu yang abstrak, makin
ditertawakan soal-soal rohani, makin disepelekan masalah karomah dan makin
dikesampingkan pula barokah.
Padahal
rasa merupakan wadah dari kepercayaan terhadap hal-hal yang ghaib tersebut,
karena hal-hal yang ghaib itu menjurus kepada agama (iman), sedangkan agama
memainkan peranan utama dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi seni ilmu
pengetahuan, etika dan filsafat, artinya setiap aspek dari kehidupan ini selalu
dijalani oleh agama.
Barokah
sebagai salah satu dari konsepsi keagamaan, baru akan musnah apabila rasa
sebagai wadah kepercayaannya sudah lepas dan hilang sama sekali, yang berarti
agama sudah tidak diperlukan lagi dalam kehidupan umat manusia ini, dan itu
mustahil terjadinya.
Dapat
kita bayangkan bahwa kehilangan rasa akan mengakibatkan hilangnya kemanusiaan.
Munculnya sifat congkak, sikap kaku dan sombong. Sikap masabodoh terhadap
hal-hal yang ghaib akan membawa akibat kekeringan dihati dan kehausan batin
yang hebat. Dan sikap rasionalistis terhadap hal-hal yang ghaib berarti hanya
ingin mencari kepastiannya dengan cara mencari jawaban yang dapat dibenarkan
oleh rasionya, atau jika alasan keberadaannya itu dapat diterima oleh pikiran
ilmiahnya. Kalau tidak, mereka akan mengetengahkan alasan-alasan psichologis, filsafat,
matematis, logis, dialectis atau etis, dsb.
Adapun pengertian barokah menurut Imam
Syamsuddin al-sakhawi adalah :
اَلْمُرَادُ بِالْبَرَكَةِ
اَلنُّمُوُّ وَالزِّيَادَةُ مِنَ الْخَيْرِ وَالْكَرَامَةِ. (القول البديع فى
الصلاة على الحبيب الشفيع,91)
" Yang dimaksud dengan barokah adalah berkembang dan
bertambahnya kebaikan dan kemuliaan"
Adapun
sumber barokah adalah berasal dari Allah yang merupakan karunia yang diberikan
kepada hamba-hamba yang dikasihi-Nya, yaitu para Nabi, para Wali dan orang
orang sholih. Sebagaimana firman Allah I
dalam surat An-Nisa ayat 173 :
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضْلِهِۦ ۖ
" Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh,
Maka Allah akan menyempurnakan pahala
mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya…"
Begitu juga dengan sabda Rosulullah r :
إِنَّ
اَلْبَرَكَةَ مِنَ اللهِ- رواه البخارى
" Sesungguhnya barokah itu dari
Allah I "
اَلتَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ – رواه مسلم
" Segala penghormatan, barokah, rahmat dan kebaikan hanya
bagi Allah"
Bentuk-Bentuk Barokah
Barokah sebagai karunia dan rohmat
Allah dapat berupa (dalam bentuk) :
a. Keni'matan :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ
الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ
" Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka barokah-barokah
(keni'matan) dari langit dan bumi…"
b. Kebaikan :
قَالُوٓا۟ أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۖ
رَحْمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيْكُمْ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ ۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٌ
مَّجِيدٌ
" Para malaikat itu berkata:
"Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat
Allah dan keberkatan-Nya (kebaikan) yang dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait!
Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."
c. Keberuntungan :
وَنَزَّلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً
مُّبَٰرَكًا فَأَنۢبَتْنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلْحَصِيدِ
" Dan kami turunkan dari langit air
yang barokah (banyak keberuntungan/manfaatnya) lalu kami tumbuhkan dengan air
itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam "
d. Kebahagiaan :
قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا
وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ
" Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat
sejahtera dan penuh keberkatan (kebahagiaan) dari kami atasmu dan atas
umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu "
e. Kelebihan :
يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ
" yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang berkahnya (kelebihannya), (yaitu) pohon zaitun …"
f. Kemuliaan :
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ
"
Dan dia menjadikan Aku seorang yang diberkati (dimuliakan) di mana saja Aku
berada…."
g. Keridhoan/Restu :
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ
مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
" Sesungguhnya kami menurunkannya
pada suatu malam yang diberkahi (direstui)"
Tanda
seseorang yang diberkati Tuhan adalah hidupnya selalu membawa kesejukan dan
manfaat bagi orang lain. Dia senantiasa dijadikan rujukan dan perlindungan oleh
orang yang memerlukannya. Demikian juga ada tempat-tempat yang memang diberkati
oleh Tuhan, yaitu tempat yang aman, hati penduduknya senang, sejahtera, bebas
dari ketakutan dan kemelaratan, serta subur dan makmur. Harta pun diberkati
Tuhan, yakni yang membuat kita menjadi tenang, aman dan bahagia. Baik bagi diri
sendiri, keluarga maupun untuk kerabat sekitar.
Dimanakah Barokah
a.
Manusia, Dalam Al-Quran surat Maryam ayat 31 Allah berfirman :
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ
" Dan dia menjadikan Aku seorang
yang diberkati di mana saja Aku berada…. "
b.
Benda, seperti firman Allah surat Al-Baqoroh ayat 248 :
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِۦٓ أَن يَأْتِيَكُمُ
ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ
مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحْمِلُهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
" Dan nabi mereka mengatakan kepada
mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut
kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari
peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman.
c.
Tempat, seperti firman Allah dalam surat 'Ali Imron ayat 96 :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ
لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدىً لِلْعالَمِينَ
" Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah
(Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia "
d. Waktu,
sebagaimana sabda Rosulullah :
أَتَاكُمْ
رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ – رواه النسا ئ
" Telah datang kepadamu Romadhon,
bulan barokah "
e.
Hal/Sikap
perbuatan, sebagaimana firman Allah :
تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةً
طَيِّبَةً ۚ
" Salam yang ditetapkan dari sisi
Allah I, yang diberi barokah lagi kebaikan "
Jadi,
barokah dari dahulu sudah ada dan sampai kini masih eksis, karena apanya,
dimananya dan bagaimananya telah dijelaskan Allah dalam Al-Quran dan dipraktekan oleh Nabi r dalam hadits-haditsnya. Oleh karena itu dalam menghadapi
arus rasionalisasi dan gelombang transformasi sosial budaya sekarang ini, kita
harus mampu menentukan sikap tengah yang terefleksikan dalam tawadhu'. Karena
sikap tawadhu adalah pola berpikir islami yang dipijaki oleh Ahlu Sunnah wal
Jama'ah.
Kita
harus mengakui bahwa kemajuan yang kini dicapai oleh rasionalisasi para ilmuwan
adalah karunia Allah bagi "Ulul Albab", tetapi kesamaran hal hal yang
irasional yang sebenarnya jauh lebih maju dari pencapaian pikir, hanyalah
dikaruniakan Allah kepada "Ahlu Dzikr".
Sebagaimana Firman Allah :
وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟
ٱلْأَلْبَٰبِ
" Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)
melainkan orang-orang yang berakal.
Apabila
kita tidak mengetahui masalah yang kita hadapi, maka tanyakanlah masalah itu
kepada ahlinya, yaitu orang yang benar benar mengetahui dalam bidang tersebut.
Apabila yang dihadapi itu masalah agama, maka tanyakanlah kepada Ulama yang
diyakini keilmuannya, apabila masalahnya tentang kedokteran, maka tanyakanlah
kepada dokter ahlinya, begitu juga semua masalah atau problematika hidup itu
harus kita tanyakan kepada ahlinya apabila kita tidak mengetahui dan tidak bisa
memecahkan masalah itu dengan sendirinya, agar semua masalah yang dihadapi bisa
terselesaikan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang Allah perintahkan didalam firman-Nya :
فَسْـَٔلُوٓا۟ أَهْلَ ٱلذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
" Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu,
jika kamu tiada Mengetahui.
2.
Tawassul Kepada Orang-Orang Pilihan Allah
Berdo'a merupakan salah satu perbuatan yang sangat dianjurkan
dalam agama. Namun tidak jarang kita temui, ada orang yang datang kepada orang
yang 'alim dan dekat kepada Allah I.,
ketika mereka hidup atau setelah mereka meninggal dunia. Mereka meminta untuk
dido'akan, disampaikan serta disambungkan segala permintaannya kepada Allah I. Inilah namanya Tawassul. Yakni menjadikan seseorang (atau
sesuatu) sebagai perantara untuk menyampaikan apa yang diinginkannya kepada
Allah I. Namun yang jadi pertanyaan, bagaimanakah hukum tawassul
ini? Apakah mendapatkan legitimasi dari syari'at islam?
Tawassul dan Istighotsah merupakan salah satu cara berdo'a
yang diyakini mempecepat terkabulnya do'a yang dipanjatkan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Tawassul menurut Syaikh Jamil Afandi Shidqi al-Zahawi ialah :
أَنَّ
الْمُرَادَ مِنَ اْلإِسْتِغَاثَةِ بِاْلأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ
وَالتَّوَسُّلِ ِبهِمْ هُوَ أَنَّهُمْ أَسْبَابٌ
وَوَسَائِلٌ لِنَيْلِ الْمَقْصُوْدِ
وَأَنَّ اللهَ تَعَالىَ هُوَ
الْفَاعِلُ كَرَامَةً لَهُمْ ِلأَنَّهُمْ هُمُ الْفَاعِلُوْنَ كَمَا هُوَ
الْمُعْتَقِدُ الْحَقُّ فِى سَائِرِ اْلأَفْعَالِ فَإِنَّ السِّكِّيْنَ لاَ
يَقْطَعُ بِنَفْسِهِ بَلِ الْقَاطِعُ هُوَ اللهُ تَعَالىَ وَالسِّكِّيْنُ سَبَبٌ
عَادِيٌ خَلَقَ اللهُ تَعَالىَ الْقَطْعَ عِنْدَهُ {الفجر الصادق : 53-54}
"
Sesungguhnya yang dimaksud istighotsah dan tawassul dengan para Nabi dan
orang-orang yang sholih bahwa mereka adalah sebab sebab dan perantara untuk
mencapai tujuan. Pada hakikatnya Allah adalah pelaku yang sebenarnya (yang
mengabulkan do'a) sebagai penghargaan kepada mereka. Sebagaimana I'tiqod yang
benar dalam segala macam perbuatan. Pisau tidak mempunyai kemampuan memotong
dari dirinya sendiri karena pemotong yang sebenarnya adalah Allah Pisau hanya sebagai penyebab biasa
(berpotensi untuk memotong), Allah menciptakan memotong melalui pisau tersebut
"
Ada
banyak bukti yang menjelaskan keutamaan tawassul. Diantaranya adalah firman
Allah QS Al Maidah : 35 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟
ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
" Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya,
dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Dalam
ayat lain surat Annisa : 64 Allah
berfirman :
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ
جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُوا۟
ٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
" Dan Sesungguhnya Jikalau mereka
ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan
rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang "
Setelah mengamati ayat ini KH. Siradjudin 'Abbas menyimpulkan
bahwa bahwa orang yang telah melakukan baik kecil maupun besar, boleh datang
kepada Rosulullah, orang-orang sholih, para guru serta orang-orang yang dekat
kepada Allah untuk melakukan tawassul
dalam rangka pertaubatan. Dan
mengharapkan mereka untuk memintakan ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan orang.
Nabiyyullah Adam
ketika mengakui kesalahannya beliau pun bertawassul kepada Allah dengan
menyebutkan kemuliaan Nabi Muhammad , karena nama Nabi Muhammad tercantum pada tiang 'Arasy. Sebagaimana
Hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Imam Hakim :
لَمَّا
اقْتَرَفَ أَدَمُ الْخَطِيْئَةَ, قَالَ : يَا رَبِّ أَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ
إِلاَّ مَا غَفَرْتَ لِيْ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى كَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا
وَلَمْ أُخْلِقُهُ قَالَ يَا رَبِّ
إِنَّكَ لَمَّا خَلَقْتَنِيْ رَفَعْتُ رَأْسِيْ فَرَأَيْتُ عَلَى قَوَائِمِ
الْعَرْشِ مَكْتُوْبًا لاَ إِلَهَ
إِلاَّاللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
فَعَلِمْتُ أَنَّكَ لَمْ تُضَفْ إِلَى إِسْمِكَ إِلاَّ اَحَبَّ الْخَلْقِ إِلَيْكَ
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى صَدَقْتَ يَا أَدَمُ إِنَّهُ َلأَحَبَّ الْخَلْقِ
إِلَيَّ وَ إِذَا سَأَلَنِيْ بِحَقِّهِ
فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ وَلَوْلاَ مُحَمَّدٌ
مَا غَفَرْتُ لَكَ. رواه الطبرانى والحاكم وصححه.
"
Tatkala Nabi Adam u mengakui kesalahannya beliau berkata : wahai Tuhanku aku
memohon kepadaMu dengan haqnya Muhammad, kecuali Engkau tidak mengampuniku.
Maka Allah berfirman : bagaimana kamu mengenal Muhammad, sedangkan Aku belum
menciptakannya? Nabi Adam pun menjawab : wahai Tuhanku ketika Engkau
menciptakanku, aku mengangkatkan kepalaku, kemudian aku melihat di atas
tiang-tiang arasy tertulis kalimah : لاَ إِلَهَ
إِلاَّاللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ maka aku mengetahui (yakin) bahwasanya tidak disandarkan
kepada namaMu kecuali makhluq yang paling dicintai oleh Mu. Maka Allah pun
berfirman : kamu benar wahai Adam! Bahwasanya Muhammad adalah makhluq yang
paling Aku cintai, dan ketika kamu memohon kepadaKu dengan haqnya Muhammad maka
Aku telah mengampuni, jikalau tidak (karena) Muhammad maka Aku tidak
mengampunimu "
Rosulullah pun mengajarkan kepada Abu Bakar Shiddiq
untuk mengucapkan do'a :
الَلَّهُمَّ
أَسْأَلُكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ وَإِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلِكَ وَمُوْسَى نَجِيِّكَ
وَ عِيْسَى كَلِمَتِكَ وَرُوْحِكَ وَتَوْرَةِ مُوْسَى وَإِنْجِيْلِ عِيْسَى
وَزَبُوْرِ دَاوُدَ وَفُرْقَانِ مُحَمَّدٍ
وَعَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ ...إلخ {الإحياء الجزء الأول :323}
" Ya Allah aku memohon kepadaMu
dengan (sebab/perantara) Muhammad NabiMu, Ibrohim kekasihMu, Musa yang
diselamatkan olehMu, 'Isa kalimatMu dan ruhMu, Tauratnya Musa, Injilnya 'Isa,
Zaburnya Daud, Furqonnya (Al-Quran) Muhammad. Mudah-mudahan sholawat beserta
salam engkau curahkan kepada mereka semua…..dst"
Sebetulnya masih banyak dalil-dalil yang membolehkan bahkan
menganjurkan untuk tawassul, yakni menjadikan perantara kepada Allah I. Tapi mengapa masih ada orang yang mengungkit ungkit masalah
tawassul, padahal banyak dalil-dalil yang menganjurkannya, apakah mereka lupa
akan dalil-dalil tersebut? Atau mereka tidak mengetahui akan dalil-dalil yang
membolehkannya?
Mereka pun mengatakan bahwa tawassul itu boleh, tetapi tidak
boleh tawassul terhadap orang-orang yang sudah meninggal. Padahal jikalau
mereka mengkaji ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa orang-orang yang wafat
karena berjihad di jalan Allah hakikatnya
mereka tidak meninggal dunia, walaupun jasad mereka terkubur didalam tanah.
Sebagaimana firman Allah surat ali imron : 169 :
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى
سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.
Dan
firman Allah dalam surat al baqoroh : 154 :
وَلَا تَقُولُواْ لِمَن يُقۡتَلُ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ
أَمۡوَٰتُۢ بَلۡ أَحۡيَآءٞ وَلَٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ
" Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati;
bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
Memang jikalau direnungkan dengan seksama, manusia itu hanya
berusaha, yang menentukan segalanya adalah Allah. Dalam ungkapan sehari-hari
kita seringkali mendengar kata-kata : berobatlah agar sembuh, berolahragalah
agar sehat, makanah agar kenyang, belajarlah agar pandai. Padahal hakikatnya
yang menyembuhkan, yang menyehatkan, yang mengenyangkan dan yang menjadikan
pandai itu hanyalah Allah. Jika terbesit didalam hati bahwa yang menentukan
sesuatu itu bukan Allah I,
maka pada saat itu telah terjadi perbuatan syirik. Yakni menisbatkan satu sebab
dan akibatnya pada makhluq Tuhan seperti diungkapkan diatas, sekedar majaz
(metafora) belaka, bukan dalam arti yang sebenarnya.
Maka begitu pula dalam masalah tawassul ini. Pada hakikatnya
bertawassul itu menjadikan sesuatu sebagai perantara agar do'a yang dipanjatkan
dapat segera diterima. Orang yang tawassul itu tidak memohon atau menyembah
kepada orang atau suatu benda. Karena itu mereka bukanlah termasuk golongan
pada peringatan Allah dalam Al-Quran :
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ
وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا
لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ
"
Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan
orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat- dekatnya "
Setelah
memperhatikan ayat tersebut dengan cermat, Syaikh Abdul Hayyi al-Umrawi dan
Ayaikh 'Abdul Karim Murad menayatakan :
فَإِنَّ
قَوْلَهُمْ هم مانعبد الا ليقربونا الي
الله زلفي مُصَرِّحٌ
بِأَنَّهُمْ عَبَّدُوْهُمْ لِذَلِكَ, وَالْمُتَوَسِّلُ بِالْعَالِمِ َاوِ
الرَّسُوْلِ لَمْ يَعْبُدْهُ, بَلْ عَلِمَ أَنَّ لَهُ مَزِيَّةٌ عِنْدَ اللهِ بِالرِّسَالَةِ اَوِ الْعِلْمِ اَوِ النُّبُوَّةِ فَتَوَسَّلَ بِهِ لِذَلِكَ {التحذير من
الإغترار : 113 }
" Perkataan para penyembah berhala
" kami menyembah mereka (berhala-berhala itu) supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Ayat ini menegaskan bahwa
mereka menyembah berhala untuk tujuan tersebut. Sedangkan orang yang
bertawassul dengan orang 'alim atau para rasul itu tidak menyembah mereka.
Tetapi karena dia tahu bahwa orang yang ditawassuli tersebut memiliki keutamaan
dihadapan Allah dengan kedudukannya sebagai
rasul, ilmu yang dimiliki atau karena kenabiannya. Dan karena kelebihannya
itulah kemudian ada orang yang melakukan tawassul dengan mereka "
Maka jelas bedanya antara orang kafir yang menyembah berhala,
yang memang benar-benar menyembah berhala, yakni dalam ungkapan mereka "kami
menyembah berhala-berhala itu". Sementara orang yang bertawassul hanya
meminta dan menyembah kepada Allah
semata. Tidak terbesit didalam hatinya seujung rambutpun keyakinan
adanya kekuatan dan kekuasaan lain diluar kekuasaan Allah.
Jadi berdasarkan dalil Al-Quran dan Hadits serta menurut
penafsiran ulama yang ahli, maka tawassul itu boleh bahkan dianjurkan dalam
islam, sebagi pilihan dari tata cara berdo'a yang mu'tabar.
Mungkin yang dapat penulis sampaikan hanya sebatas masalah
barokah dan tawassul, karena berkaitan sekali dengan keyakinan umat islam, dan
yang dibahas disini pun berkaitan dengan ilmu tauhid, yang mana untuk
memurnikan dan mengesakan ibadah hanya kepada Allah menurut tuntunan syara' yang benar,
sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rosulullah r dan para Ulama salafunas Sholih.
Adapun untuk masalah-masalah khilafiyyah lainnya, penulis
persilahkan untuk melihat kembali kepada kitab-kitab asli para ulama yang lebih masyhur dalam bidang keilmuannya.
Sedangkan penulis hanya sekedar bisa menukilkan pendapat-pendapat mereka.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan para ulama yang
penulis petik pendapatnya ke dalam buku ini mendapatkan derajat yang tinggi dan
mulia di sisi Allah. Serta mudah-mudahan ilmu-ilmu yang telah Allah berikan
kepada mereka diberikan pula kepada kita selaku para Tholibul 'ilmi dan
bermanfaat dunia akhirat.
Hal Hal Yang Dapat Mengeluarkan Dari
Agama Islam
Seorang muslim juga wajib menjaga dan memelihara keimanan
dan keislamannya dari hal hal yang dapat merusak aqidah, keimanan dan
keislamannya dari perbuatan terkutuk yaitu riddah (murtad), ya'ni sesuatu yang
dapat mengeluarkannya dari keislaman.
Telah banyak dizaman sekarang ini seseorang menganggap
remeh didalam ucapannya, sehingga ia berani mengeluarkan kata kata yang dapat
mengeluarkannya dari agama islam dan ia tidak memandang perkataan itu apakah
dosa atau tidak, apalagi kufur. Naudzu billah min dzalik..!
Adapun murtad itu
ada 3 macam yaitu :
1). Murtad dalam I'tiqod (keyakinan),
contohnya seperti :
-
Ragu akan adanya Allah atau ragu dalam
berbedanya Allah dengan makhluqnya, ragu akan nabi Muhammad itu utusan Allah atau
bukan, ragu apakah Al Quran itu berasal dari Allah atau nabi Muhammad saw, ragu
akan adanya hari kiamat, ragu akan adanya surga dan neraka, ragu akan adanya
pahala dan siksa, ragu akan isro dan mi'rojnya Nabi Muhammad, ragu akan adanya
mu'jizat Nabi atau adanya karomah para Wali, ragu akan tidak adanya satu sifat
dari pada sifat sifat yang wajib pada Allah yang disepakati oleh para ulama
-
Menghubungkan sifat yang mustahil/tidak
pantas bagi Allah
- Menghalalkan
perkara yang telah disepakati keharamannya yang telah ma'lum bagi kalangan
awam. Seperti haramnya zina, mencuri, membunuh, ghosob dll
- Mengharamkan
perkara yang disepakati kehalalannya. seperti menikah dan jual beli
- Menafikan
(meniadakan) akan wajibnya perkara yang disepakati kewajibannya. Seperti sholat lima waktu, zakat puasa, haji dll
- Mewajibkan perkara
yang tidak diwajibkan atas kesepakatan ulama. Seperti menambahroka'at pada
sholat atau menambahkan sujud
- Meniadakan
kesunahan yang disepakati kesunahannya. Seperti meniadakan akan sunahnya solat
rowatib, sholat dhuha, tahajjud dll
- Bermaksud akan
menjadi kafir pada masa yang akan datang atau bermaksud akan melakukan hal hal
murtad yang telah disebutkan
- Ragu didalam
kekufuran, tapi tidak termasuk ragu disebabkan penyakit was was
- Mengingkari akan
keshohabatan sayyidina Abi Bakar dan shohabat lainnya, mengingkari akan
kerosulan seorang Rosul yang telah disepakati akan kerosulannya, mengingkari
akan satu huruf yang telah disepakati dari pada Al Quran
- Menambahkan satu
huruf yang bukan dari Al Quran, yang disepakati hurufnya
-
Mendustakan akan kerosulan para Rosul,
mencela para Rosul, mentasgirkan (meremehkan) nama para Rosul seperti lafadzh مُحَمَّدٌ dibaca مُحَيْمَدٌ dengan maksud
menghinakan, dan meyakinkan akan bolehnya ada nabi lagi setelah nabi Muhammad
saw, dan lain sebagainya yang telah disepakati oleh para ulama
2). Murtad dalam Perbuatan, contohnya
seperti : sujud akan berhala, sujud akan matahari dan sujud akan makhluq yang
lain. Tidak termasuk kufur apabila sujud kepada selain Allah karena dhorurot,
seperti dipaksanya seorang tahanan oleh kafir akan sujud kepadanya, atau yang
terjadi di zaman jepang orang indonesia dipaksa sujud pada matahari, itu semua
tidak menyebabkan menjadi kufur, karena wajibnya Hifdzun Nafs (menjaga diri) dikarenakan
ancaman dan kekejaman orang kafir.
Tidak termasuk kufur yaitu; ruku'
apabila tidak bermaksud mengagungkan makhluq, apabila bermaksud mengagungkan
makhluq dengan ruku' seperti halnya mengagungkan kepada Allah, maka itu
termasuk kufur. Apabila mengagungkan
makhluq tidak seperti mengagungkan Allah itu tidak termasuk kufur tetapi haram.
Adapun kebiasan pada masyarakat yang
biasa menundukan kepala atau membungkukan badan yang tidak sampai pada batas
ruku' itu tidak termasuk kufur dan tidak haram, tetapi hanya sekedar makruh,
sebagaimana yang telah dikatakan oleh Syaikh Syarqowi dan Syaikh Bujairimi.
Syaikh Ibnu Hajar dalam kitabnya Al
I'lam biqowati'il Islam menjelaskan bahwa; sujudnya orang orang bodoh
dikalangan sufi dihadapan para gurunya itu hukumnya haram, dan pada penjelasan
yang lain hukumnya kufur. Maka dapat diketahui bahwa diantara perkataan para
ulama tentang sujud dihadapan makhluq, itu ada yang kufur dan ada pula yang
haram.
Adapun sujud yang kufur itu bermaksud
sujudnya kepada makhluq, dan sujud yang haram yaitu bermaksud sujudnya kepada
Allah, tetapi mengagungkan dengan sujud itu kepada makhluq yang ada
dihadapannya dengan tidak bermaksud sujud kepadanya.
3). Murtad dalam Perkataan, dalam hal
ini banyak sekali contohnya seperti :
- Seseorang berkata
kepada seorang yang muslim dengan sebutan : hai kafir, hai yahudi, hai
nashroni, hai orang yang tak beragama, dengan maksud akan menyebutnya bahwa dia
itu kufur.
-
Menghina akan satu nama dari nama nama
Allah
-
Menghina
atau menganggap remeh akan janji dengan surga atau pahala, menganggap
remeh akan ancaman Allah dengan dosa atau siksa dalam mengerjakan sesuatu dan
meninggalkannya. Seperti seseorang berkata : jikalau Allah memerintahkan
sesuatu kepadaku maka aku tidak akan mengerjakannya, apabila qiblat menghadap
kesana aku tidak akan sholat ke arah qiblat itu, apabila Allah memberikan surga
kepadaku aku tidak akan masuk kedalamnya.
-
Seseorang berkata : jikalau Allah
menyiksaku akan tidak mengerjakan sesuatu sedangkan aku dalam keadaan sakit
maka Allah telah berbuat dzholim kepadaku.
-
Dan masih banyak contoh contoh yang lain
yang menyebabkan murtadnya seseorang, yang mana untuk lebih jelasnya telah
dimuat dalam kitab Sulamut Taufiq.
Kesimpulan
Adapun banyaknya contoh contoh kemurtadan baik dalam
keyakinan, perkataan maupun perbuatan, itu semuanya atas dasar menghinakan atau
menganggap remeh kepada Allah, kepada kitab kitab-Nya, kepada para Rosul-Nya,
kepada para Malaikat-Nya, kepada Syiar Syiar atau tanda tanda agama-Nya, kepada
hukum hukum-Nya, kepada janji dan ancama-Nya. baik hal itu termasuk kepada
ma'shiyat ataupun kufur.
Hal Hal yang wajib dilakukan akibat
murtad
Wajib atas seseorang yang melakukan sesuatu yang
menyebabkan akan murtad baik dalam keyakinan, perkataan maupun perbuatan akan
beberapa hal, yaitu :
-
Wajib kembali pada agama islam dengan
cara mengucapkan dua kalimah syahadat dan mencegah atau mencabut segala sesuatu yang dapat menyebabkan murtad
-
Wajib taubat dan menyesal atas apa apa
yang dilakukannya
-
Wajib 'Azam (mempunyai tekad) untuk
tidak mengulangi perbuatan murtad tersebut
-
Wajib mengqodho' atas apa apa yang
ditinggalkannya dari pada kewajiban selama zaman murtadnya.
Apabila seseorang yang murtad tidak bertaubat dengan
kesadarannya, maka wajib memerintahkannya akan bertaubat. Apabila ia tidak mau
bertaubat maka ia akan dihukum dengan hukuman mati oleh imam/hakim berdasarkan
syariat islam.
Ada beberapa hal yang menjadi tidak sah atau
batalnya sesuatu hal yang dilakukan oleh seseorang yang
sedang dalam keadaan murtad, diantaranya :
-
Dalam hal ibadah seperti : tidak sah
puasanya, sholatnya, wudhunya dan lain sebagainya
-
Dalam hal pernikahannya yang dilakukan
sebelum ia murtad, baik murtad itu terjadi sebelum ia bersetubuh atau sesudah
bersetubuh, apabila ia tidak kembali pada agama islam dalam masa 'iddah, tetapi
apabila ia kembali masuk agama islam dalam masa 'iddah, maka tidak batal atau
langgenglah pernikahannya, karena murtad itu adalah suatu perbedaan agama yang
baru muncul setelah bersetubuh, maka tidak menjadi batal pernikahan suami
isteri yang salah satunya memeluk agama islam, tetapi haram mensetubuhi
isterinya dan tidak mendapatkan hukuman apabila ia mensetubuhinya karena
syubhat (samar) akan tetapnya pernikahan, oleh karena itu wajib bagi seorang
isteri itu 'iddah dan wajib atas suaminya memberikan nafkah kepada isterinya.
-
Tidak sah akad nikahnya, ya’ni tidak sah
menikahnya salah seorang calon pengantin pria maupun wanita yang murtad.
-
Haram menyembelih hewan dan tidak sah
hewan yang disembelih olehnya.
-
Si murtad Tidak sah mendapatkan harta
warisan dari keluarganya, baik yang murtad, yang islam ataupun yang kafir,
karena tidak ada saling tolong menolong antara ia dan agama yang lainnya
-
Seseorang dari keluarganya tidak sah
menerima warisan dari si murtad
-
Tidak boleh di sholatkan mayatnya,
karena haramnya mensholatkan akan kafir
-
Tidak wajib memandikan mayatnya, tetapi hanya sekedar jaiz (boleh)
memandikannya
-
Tidak wajib dikubur mayatnya, seperti halnya kafir haroby (kafir yang memerangi umat islam), bahkan
boleh menelantarkan atau memberikan mayat/bangkainya pada anjing
-
Tidak boleh dikubur ditempat kuburannya
orang orang islam, tetapi boleh mengkuburkannya ditempat kuburannya orang orang
kafir.
-
Semua hartanya itu termasuk hartai Fai’,
ya'ni harta yang dikembalikan untuk muslimin. karena Allah menciptakan sesuatu didunia itu untuk
muslimin agar membantu akan tho'atnya kepada Allah, maka haknya itu
dikembalikan kepada muslimin yang mana
telah diatur dalam ilmu fiqh.
Penutup
Alhamdulillah kita telah selesai membahas tentang pokok
pokok tauhid ini, mudah mudahan ada manfaatnya bagi kita semua, dan mudah
mudahan kita bisa mengamalkannya, sehingga kita menjadi manusia yang bertauhid,
yang hanya menyembah dan meminta pertolongan serta bertawakkal kepada-Nya,
tentunya setelah kita berikhtiyar menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
Sholawat beserta salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad, para keluarganya, para sahabatnya dan mudah
mudahan kita senantiasa mendapatkan Syafa’at dari beliau. Mudah mudahan
amaliyyah kita sehari hari dijadikan amal yang sholih dan ikhlash serta
diridhoi oleh Allah. Amiin....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar