Selasa, 12 Mei 2020

BAB ZAKAT


ZAKAT

Zakat merupakan rukun Islam yang ke 3, difardhukan dalam bulan Syawal tahun ke 2 hijrah.
Dari segi bahasa zakat  ialah membersih
dari segi Syara' ialah mengeluarkan sebagian dari harta tertentu diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Firman Allah Ta’ala :
وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
Artinya : “ Dan dirikanlah kamu akan sembahyang serta berilah zakat ”.(Surah An-Nur Ayat 56)

Hukum Zakat
Wajib/Fardhu Ain atas orang Islam yang sudah sempurna syarat-syaratnya seperti cukup nisabnya,haulnya dan lain-lain lagi.

Macam-macam Zakat ada 7 (tujuh) macam, yaitu:
1.    Zakat Binatang Ternak.
2.    Zakat Buah-buahan dan Tumbuh-tumbuhan.
3.    Zakat Mas dan Perak.
4.    Zakat Dagangan/Perniagaan.
5.    Zakat Rikaz / Harta Terpendam.
6.    Zakat Ma’din.
7.    Zakat Fitrah.

Zakat Binatang

Binatang yang wajib dizakati ada 3 (tiga) macam dan memenuhi syarat, yaitu:
1.    Onta
2.    Lembu (sapi) atau Kerbau.
3.    Kambing.
Keterangan : Untuk Zakat Onta, tidak dibahas dibuku ini.
1.    Zakat Lembu (sapi) atau Kerbau:
Nisobnya zakatnya yakni batas kewajiban mengeluarkan, yaitu:
A  Jika telah cukup jumlahnya 30 (tiga puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor daripada anaknya yang telah berumur 1 (satu) tahun.
A  Jika telah cukup jumlahnya 40 (empat puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor daripada anaknya yang telah berumur 2 (dua) tahun.
A  Jika telah cukup jumlahnya 50 (lima puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor daripada anaknya yang telah berumur 3 tahun.
A  Jika telah cukup jumlahnya 60 (empat puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 2 (dua) ekor daripada anaknya yang telah berumur 1 (satu) tahun.
A  Demikian seterusnya kelipatan 30, ditambah satu ekor.
2.    Zakat Kambing:
Nisabnya, yakni batas kewajiban mengeluarkan zakatnya yaitu:
A  Jika telah cukup jumlahnya 40 (empat puluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 1 (satu) ekor daripada kambing itu yang telah berumur 2 (dua) tahun, adapun jika dari jenis kambing kibas maka yang umurnya 1 (satu) tahun.
A  Jika telah cukup jumlahnya 120 (seratus duapuluh) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 2 (dua) ekor.
A  Jika telah cukup jumlahnya 201 (duaratus satu) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 3 (tiga) ekor.
A  Jika telah cukup jumlahnya 400 (empat ratus) ekor, maka diwajibkan mengeluarkan zakatnya 4 (empat) ekor.
A  Demikian seterusnya setiap bertambah kelipatan seratus, maka ditambah zakatnya 1 (satu) ekor.

Syarat wajib Zakat Binatang:
1.    Waktunya telah cukup setahun lamanya.
2.    Makanannya didapat daripada angonan (menggembala) yang tidak membeli.
3.    Binatang itu tidak dipakai untuk bekerja apapun (bajak sawah dll).

Zakat Buah-buahan & Tumbuh-tumbuhan
Yang diwajibkan mengeluarkan zakat buah-buahan adalah adalah Buah Kurma dan Kismis (anggur), adapun tumbuh-tumbuhan yang diwajibkan mengeluarkan zakatnya adalah tumbuh-tumbuhan yang dimakan untuk kehidupan sehari-hari seperti gandum, terigu, jagung dan padi, serta kacang-kacangan.
Adapun nisob nya adalah lima wasaq.
Adapun bagi zakat padi maka nisabnya dua kali, yaitu sembilan belas pikul tigapuluh kati.
Bagi tumbuhan yang airnya didapat dengan tidak memerlukan usaha/disiram, yang wajib dikeluarkan yaitu satu bahagian daripada sepuluh bagian, atau yang disebut ‘usyur (sepersepuluhnya atau sepuluh persen)
Sedangkan jikalau tumbuhannya dengan disiram atau memerlukan ongkos (biaya) untuk membeli air maka zakatnya adalah didalam duapuluh bagian dikeluarkan satu bagian, atau yang disebut nisful ‘usyur (seperduapuluh atau lima persen)
Yang wajib dikeluarkan itu dihitung dari seberapa dapatnya dari sawahnya itu, bukan dihitung dari hasil bersih setelah membayar cukai (pajak) dan upah memotong padi.
Intinya : Zakat biji-bijian dan buah-buahan yaitu zakat yang dikeluarkan apabila biji-bijian dan buah-buahan telah sampai senishob yaitu lima wasak atau seberat ± 670 kg, maka wajib dikeluarkan zakatnya 10 % bila disiram dengan air hujan, dan 5 % jika menggunakan alat atau membeli air dari tempat lain dengan kendaraan atau yang lainnya.

Zakat Mas dan Perak
Nisabnya zakat Mas adalah duapuluh misqol, yaitu berat tiga rial ditambah dengan setengah suku.
Nisabnya zakat Perak adalah beratnya duaratus dirham, yaitu limapuluh delapan rupiah zaman sekarang ditambah setengah rupiah.
Yang wajib dikeluarkan daripada keduanya itu yaitu satu bahagian daripada empat puluh bagian, yaitu yang disebut rubu’ul ‘asyro (seper empatpuluh atau 2,5 persen), dan cukup setahun dari waktu memilikinya, maka wajib dikeluarkan zakatnya dan sebagaimana lebihnya Mas dan Perak itu daripada nisabnya, maka dikeluarkan zakatnya pula sekedarnya.

Zakat Dagangan/Perniagaan
Zakat perdagangan atau zakat tijrah, yaitu apabila telah cukup satu tahun dari mulai berdagang/berusaha tiba-tiba di akhir tahun itu telah cukup nishobnya, yaitu seperti nishobnya zakat perak, maka wajib ditaksir atas dagangan itu kemudian dikeluarkan zakatnya dengan uang perak dalam empat puluh dikeluarkan satu (2,5 persen) seperti zakat perak.
Adapun pada permulaan dagang maka tidak disyaratkan cukup nishabnya.

Zakat Rikaz / Harta Terpendam
Harta terpendam daripada Mas dan Perak yang dipendam oleh orang-orang dahulu sebelum Nabi Muhammad Sallallohu ‘Alaihi Wasallam, jika didapat (ditemukan) harta itu dan cukup akan nishobnya, maka wajib dikeluarkan zakatnya dengan segera, yaitu Khumus (seperlima atau 20 persen) yakni satu bahagian dari lima bahagian.

Zakat Ma’din
Zakat Ma’din yaitu zakat Emas dan Perak yang didapat dari dalam tanah menurut asal kejadiannya (dari hasil tambang).
Maka apabila didapat daripadanya mencukupi nishobnya, wajib atasnya mengeluarkan zakatnya yaitu satu bahagian dari empatpuluh bahagian yakni rubu’ul ‘asyro (seper empatpuluh atau 2,5 persen).

Keterangan :Haul Zakat mal
Zakat mal waktu dikeluarkan zakatnya apabila sudah dimiliki selama satu tahun (haul), maka kalau sudah ada satu nisab wajib dikeluarkan 2,5 %. Sabda Nabi n:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ  صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَزَكَاةَ فِى مَالِ امْرِءٍ حَتَّى يُحُوْلَ عَلَيْهِ الْحَوْلُ (رواه الدارقُطنى)

Artinya:“Dari Ibnu Umar a Rosululloh ,n bersabda: “Tidak ada (wajib) zakat, pada harta seseorang sehingga sampai satu tahun dimiliki”. (HR. Daruqutni)

ZAKAT FITRAH

Zakat fitrah di wajibkan bagi umat islam yang mampu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Diwajibkan zakat fitrah pada tahun ke 2 hijrah yaitu tahun di fardhukan puasa.
Di dalam hadits disebutkan bahwa:
فَرَاضَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّ فَثِ وُطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ
“Rosululloh n telah memfardlukan zakatul fithri untuk menyucikan orang-orang yang shoum dari segala perkataan yang keji dan buruk yang mereka lakukan dalam shoum mereka dan untuk menjadi makanan bagi orang yang miskin” (H.R Abu Daud dan Ibnu Majah)
Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah adalah yang memiliki lebih daripada makanan yang dimakan wajib nafkahnya atas dirinya pada malam hari raya itu beserta hari rayanya. (lebih kurang 2,5 kg makanan pokok).
Wajib atas seorang suami membayar zakat fitrah istrinya dan anak-anaknya yang belum balligh, begitu juga membayarkan zakat fitrah bagi ayah-ibunya yang tidak mampu mengeluarkan zakat fitrah.

Wajib Zakat Fitrah
a.    Mempunyai makanan atau harta lebih untuk diri & keluarga pada malam dan siang hari raya.
b.    Hidup pada akhir Ramadhan & awal Syawal
c.    Anak yang lahir sebelum matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan dan hidup hingga sesudahnya.
d.    Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan
e.    Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.

Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah
Waktu Afdhal/Sunat :Sebelum Sembahyang Sunat Hari Raya
Waktu Wajib               : Selepas terbenam matahari malam idulfitri sehingga
terbit matahari esoknya
Waktu Harus/boleh   : Sejak Awal Ramadhan
Waktu Makruh            : Sesudah Sembahyang Sunat Hari raya sehingga
terbenam matahari Syawal
Waktu Haram             :Selepas terbenam matahari 1 Syawal

Orang Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah
Ada delapan Asnaf :
1)    Orang Fakir Ialah orang yang tidak ada harta benda untuk keperluan hidupnya sehari-hari, tidak sanggup bekerja, tak mampu berusaha dan malu untuk meminta-minta.
2)    Orang Miskin :Ialah orang yang bekerja dan berusaha /cacat atau gangguan lain seperti orang buta, lumpuh, atau penggangguran yang tidak terelakkan dimana mere ka itu tidak mencukupi keperluan hidupnya sehari-hari.
3)    ‘Amil (pemungut zakat) :Orang yang dilantik atau diberi kuasa oleh Majlis Agama Islam Negeri (pemerintah)  untuk menangani pengumpulan penghitungan dan pembagian zakat.
4)    Muallaf :Orang yang yang diharapkan keislamannya atau orang yang goyah keislamannya. Boleh memberikan zakat kepada non muslim yang terlihat ada kecenderungan terhadap Islam atau orang-orang yang baru masuk Islam agar tetap teguh dalam memeluk Islam.
5)    Hamba :Terbahagi kepada tiga :
1.    Hamba Qin (hamba semata)
2.    Hamba Mudabbar (hamba yang kemerdekaannya bergantung kepada mati tuannya).
3.    Hamba Mukattab (kemerdekaan dirinya bergantung kepada syarat-syarat yang diberikan oleh tuannya).
Sebagaimana keterangan Imam Syafie, hamba mukattablah yang layak menerima zakat.
untuk saat sekarang ini sebagaimana pendapat Iman Ahmad bagianya boleh disalurkan untuk melepas tawanan dan sandera yang ditawan oleh musuh Islam
6)    Orang Yang Berhutang Banyak/ghorim :
adalah orang yang terhimpit oleh hutang, sementara tidak ada harta untuk pengembalian hutang tersebut. Dengan syarat hutang tersebut untuk keperluan hal-hal yang mubah/dibolehkan.
7)    Sabilillah :
Orang yang berjuang di jalan Allah
8)    Ibnu Sabil
adalah orang yang sedang bepergian yang tidak mampu melanjutkan perjalanan karena sedang kehabisan bekal, kehilangan atau kecopetan, termasuk juga anak-anak jalanan atau gelandangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar